29 Jun 2013

Sesungguhnya

sesungguhnya dirimu
telah melakari sebuah puisi 
menjadi sebuah lukisan di kanvas
dalam lengkungan jalur pelangi dan
seberkas ikebana yang harum

di pentas itu
lenggok tubuhmu
persis kunang-kunang di dada malam
persis kupu-kupu kecil menyentuh kelopak dengan
kristal embun di subuh yang rimbun

sayang!
sesungguhnya aku
merindui gerakmu yang
kian waktu menggamit
sukmaku yang sepi

29.6.13

27 Jun 2013

Denai Yang Sehala

kuusung lentera bersama warkah tuhan
dalam nyalaan merah kuning bakaran dari minyak tanah
kuredah malam bersama syair cengkerik yang bersahutan
di tepian denai yang sehala ini

bulan terapung seolah-olah kebingungan
kerna pungguk tidak lagi kedengaran merinduinya
mimpi-mimpinya telah diperkosa
guntur yang membingit

dan lentera yang kuusung kian malap
dedinding kaca dilitup jelaga diri
denai yang sehala inipun menjadi kabur...

22.6.13
sempena malam lentera puisi
kuala lumpur

25 Jun 2013

Angkara Jerebu

dari bakaran otak kalian yang rakus
meregut ringgit-ringgit yang tidak pernah kalian puas
kami manusia marhein dipaksa menyedut debu-debu ini
dari dosa kalian

pada ketika ini kalian tidak kelihatan di sini lagi
kalian kulihat ke london paris new york
dikelilingi betina dan
meneguk buih-buih masam

aduh! kerongkong kami mulai membengkak
mata kami kian pedih...

(di manjung index udara mencecah 200)
24.6.13


18 Jun 2013

Setiap Ketika

umpama senja
setiap ketika
mewarna jingga

lautpun bicara
setiap ketika
tentang cinta
uda dan dara

di sarang senja
setiap ketika
sikecil menganga
ibu yang tak kunjung tiba

umpama senja
setiap ketika
kan pergi jua
tinggalkan mega berduka

esok muga akan bersua...

18.6.13


14 Jun 2013

Makanya Aku Ke Sini

apa perlunya aku ke sini
kalau sekedar...
mengelilingi tembok batu empat persegi
tujuh kali pusingan
bersesak dan melelahkan

apa perlunya aku ke sini
kalau sekedar...
dari safa dan marwah berjalan kaki
ulang alik tujuh perjalanan
perit dan meresahkan

Tuhan...
melainkan kerna suruhanMu semata
yang disampaikan oleh pesuruhMu
yang kau utuskan untuk kami

sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa
Maha mengetahui
segala sesuatu milikMu semuanya

makanya aku ke sini...
memperhambakan diri
di 'rumah'Mu ini

terimalah daku
duhai Tuhan...
tamuMu yang hina ini

27.3.13
(11.30 pagi. Selesai sae umrah aku berwuduk di Marwah untuk menunggu solat zohor pada jam 12.20 tengah hari. Semasa di dalam Masjidilharam dekat Pintu King Abdul Aziz aku duduk melihat Kaabah dan menulis puisi ini)

03 Jun 2013

Puisi Untuk Camarku

kutuliskan sebuah puisi untukmu duhai camar
ketika kau terbang melintasi dinding senjaku ini
biar merah jingga nun di ufuk menjadi saksi
biar pepohon senja nun di lereng gunung menyimpan rahsia...
bahawasanya kita pernah mengikat persetiaan bersama

duhai camar
tika malamku terlalu sunyi begini di sini
di kamar ini hanya bertemankan seekur kupu-kupu kecil
yang entah dari mana tetiba memunculkan diri,
dan entah mengapa aku menjadi sangsi
apakah engkau masih setia terhadapku saat ini

duhai camar
terbanglah kepadaku saat ini
biar kubukakan jendela kamar seluasnya

kunjungilah daku di saat ini
aku begitu rindu akan suaramu,
begitu rindu akan puisimu
kepingin mendengar syairmu
syair laut dan desahannya yang menyayukan

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih