26 Februari 2015

Terkenang

di sudut waktu
kugantung potretmu
kusimpan dukaku ke lemari kaca
aku yang terbujur di ranjang ini
tidak kumampu melelapkan mata

aduhai kenangan...
ralitkan aku biar melena
singgah sebentar dipojok raga
ngilu sembilu menghiris jiwa

aduhai dikau...
apakah aku dah langsung tiada
walau sebentar di muara rasa

26.2.15


Bunga Plastik

i.
di atas meja di botol kaca
bunga plastik begitu angkuh
menjeling anggerik rimba
ii.
kupu-kupu hinggap di kelopak anggerik
menikmati madu menebarkan debunga
nyamuk tertidur di kelopak palsu
memalitkan darah beku
25.2.15

22 Februari 2015

Gurun Yang Terbakar

gurun telah membasah dik darah darah pekat yang menghanyir
bani bani tanpa Tuhan membusung dada membara diadudomba
hanya kerna kalian telah mengangkat abu jahal, abu lahab ke mahkota tertinggi
kembali mengadap al lata, al udza bersama 360 berhala yang berdiri di lantai pagan

abdullah ubaipun merenjis minyak ke pelosok tanah gurun yang garing
tanpa peduli, menyiut api lalu marak mejilat batu kejahilan kalian
hanya kerna kalian masih kekal dengan kabilah kabilah berunta di lereng perbukitan gersang
tanpa kalian membaca bahawa langit, matahari dan bulan telah menghulurkan waktu untuk terus mencari erti ketamadunan manusiawi
asal didasari Kitab dan Sunah yang di jamin Tuhan

dan mataf seharusnya lantai untuk kalian terus mengintai rumah Tuhan
dalam puisingan tanpa ada perhentiannya sesaatpun


22.2.2015

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih