09 Jun 2021

Belum bertajuk

 

Di sangkak tradisi

Dieramnya generasi buat menyambung legasi

Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih

01 Jun 2021

 Tarian Kraton Jogja. Kuhayatimu

Aku terpaku di kerusi..

seperti bermimpi di kayangan

menyaksikan kehalusan budi dari gemalai  tangan-tangan srikandimu

yang mengkristalkan gerak  sopannya para bidadari 

Sang perawanmu…

dengan mahkota merak bersayap itu

kulihat melangkahi  lantai serambi pendapa

gerak berjingkit dalam alunan gamelan dan nyanyian pusaka leluhur

Aduh!…

Kau bawa aku mengenali shinta yang suci dan 

setia pada rama 

dan kau kenalkan aku pada rahwana sidurjana

dan jentayu yang tak bisa menyelamatkan shinta 

dari rangkulan raksaksa kejahatan

Begitu aku terkesima…

kau hidupkan suhuf-suhuf tua

bahawa…

kebenaran akhirnya menjadi panji

memacak megah 

di lantai kota kosmopolitan ini

7.4.16

(menghayati kembali tarian di Kraton Jogja pada 13.3.16)


Secawan Kopi


dari cangkir yang mendidih
kautuang secawan kopi
bersusukan kasihmu yang suci

lalu kuhirup di kepekatan malam
bertemankan bintang-bintang
dan nyanyian cengkerik memanggil bulan

1.6.21


18 Mei 2021

Ayuh Bangkit!

 

Ayuh bangkit umat Muhammad!

Dari lena dan alpa,

saudaramu sedang diratah

bumi gaza terbakar musnah

darah suhada mengalir merah

mayat-mayat pasrah diinjak laknattullah.

 

Jangan diharap pembelaan manusia kufar

di zaman tamadun kebendaan - tanpa kemanusiaan

melainkan kalian umat Muhammad

bertekad menggengam jihad

sederap menggayang manusia laknat

zionis yang bertuhankan iblis.

 

Ayuh bangkit!

Duhai umat

yang beriktiqad satu Tuhan

satu Utusan

satu kitab panduan.

 

 

Fauzi Rashid

18.5.21

(Puisi untuk Gaza yang sedang dibantai oleh Zionis Laknatullah)

03 Mei 2021

Takdirnya Kita

 i.
(17/5/90)

Pada malam ini di tahun itu
kusambut restu ayah (dengan izin Allah)
tertakdir sudah
Dirimu hanya milikku dan
akupun hanya milikmu (yang sah)


ii

Pada malam ini di tahun itu
bermulalah kita berdua
mendayung bahtera di laut kehidupan
mencari cahaya di pelabuhan
melabuhkan cinta dan perkasihan
mendaki langit biru
mendakap kepulan awan rindu

iii

dan...
Pada malam ini di tahun itu
kusentuh jari manismu
dirimu tunduk tersipu malu
lalu kusarungkan 
sebentuk cincin persetiaan
bertatahkan cinta dan kasih sayang
permatanya rindu-rinduan

khusus utk isteriku...
(semuga mahligai kita bercahaya sehingga ke syurga)

02 April 2021

Di suatu Senja

langit mendung di senja muram
beburubg telah pulang menemui tersayang
cengkerik-cengkerik dengan nyanyian wirid laguan senja
tasbih dan tahmid memujiMu ... Tuhan

rintik-rintik jatuh menjadi manik di air
mengujakan ikan-ikan kecil di tasik ini

aku harus bersegera melangkah pergi
ke rumahMu
mensyukuri segala yang telah Engkau
limpahi buatku...

29.3.21
taman tasik
taiping

Benih

 

dari basah tanah
bercambah
terbebas dari cengkerang diri
berdaun lalu
merimbun.
berbunga lalu
disunting rerama
berputik lalu
meranum.
gugur dari tangkai lalu
menjadi benih
bercambah
di basah tanah
lalu...
tumbuh
berdaun merimbun...
2.4.211

21 Mac 2021

Bila YB Diiring Kompang

 

Bila YB masuk gerbang

Kamipun palu kompang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Kami alun lagu girang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Plepuk plepang, plepuk plepang

 

Bila YB naik pentas

Kami sedia bangku empuk

Bila YB bongkok duduk

Kami di bawah hormat tunduk

Plepuk plepang, plepuk plepang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Kami terus memalu kompang

 

YB berdiri depan kami

Muka berseri gagah berani

“Saya bina jambatan besi”

“Saya bina dewan seri”

“Saya hampar jalan aspal”

Plepuk plepang, plepuk plepang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Kami girang memalu kompang

 

Bila YB menumbuk langit

Kami terus berdiri bangkit

Semangat kami bertambah sengit

“Hidup YB, hidup YB” suara mengaum

YB tersenyum

 

 

Bila YB keluar gerbang

Kami iringi kereta godang

YB lambai kami riang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Di hati kami berbunyi kompang

 

Kami tunggu YB datang

Tagih janji YB sembang

Kami nanti YB datang

Tapi YB

tak nampak bayang

 Plepuk plepang, plepuk plepang

Plepuk plepang, plepuk plepang

Kepala kami dihempuk kompang

21.3.21

12 Mac 2021

Cinta Itu

 

Tiada yang lebih suci
dari titis embun
mendinginkan daun
di subuh nan rimbun
 
Dan..
Kerdipan kejorapun
begemerlapan
langit yang dini
menemani malam yang sepi
 
Dan..
Di lengkung pelangi nan gemilang
beburung senja terbang pulang
ke sarang yang usang
mendengar ciap-ciap tersayang
 
Dan…
Sebersih awan putih
bergantungan di biru langit
langit yang terlalu dalam
langit yang terlalu diam
 
Dan…
Di permukaan tasik yang tenang
Ada banjaran gunung yang terbentang

12.3.21
yang bold dihantar ke fb pada 12.3.21

28 Februari 2021

 Sebenarnya seluruh pengabdian diri mutlak kepada Tuhan. Kaifiat pengabdian itu ditunjuk oleh PesuruhNya. Syariat adalah geraktindak yang diatur untuk manusia semua bangsa yang diarah untuk mengkhalifah bumi. Kernanya pasti mensejahterakan bumi dan seisinya.

Tapi manusia sering dikaburi oleh kelazatan nikmat hidup keduniaan. Lantas mencederakan bumi dan persekitaran dan merobohkan keinsanan.
Sejarah perkembangan ilmu yang mencorak mutakhir adalah ilmu yang dijelmakan hasil pertembungan agamawan(gereja) dan cerdik pandai berpaksi keduniaan. Pergeseran ini akhirnya membuahkan 'sekularisma' sebagai penstabil yang sementara sifatnya. Sekularisma pun menetas di Eropah.
Bila keilmuan berdasarkan logika akal mendominasi ruang zaman maka agama dimusuhi dan dilabelkan sebagai candu yang memabukkan fikiran.
Sekularis menganggap Islam sebagai musuh nombor wahid kerana Islam bersifat Addin yang menyatukan kehidupan beragama (mencakupi keimanan dan akhlak) dengan keilmuan logik keduniaan. Dalam kata lain keilmuan harus didasari oleh keimanan dan akhlak kemanusiaan yang berteraskan wahyu Tuhan.
Sekularis tidak lagi mahu mengikat diri kepada Tuhan, sebaliknya semua tamadun harus ditangani melalui penerokaan ilmu berdasarkan logika akal semata.
Zainon Hasan, Mohd Tazalli Ceklizalli dan 32 yang lain
6 Komen
1 Perkongsian
Suka
Komen
Kongsi


14 Februari 2021

 Pesanan Dari Covit19

jangan kalian musuhi aku.
aku hanya hamba Tuhan
mengongsi bumi kalian
sebentar. mungkin…
Tuhan murka!
kalian telah lupa
kalian hanya hamba diutusNya
mengkhalifah dunia.
lantas kalian menodai janji azali
sebelum menjadi penghuni bumi
“bahawa kalian harus memakmur bumi seisinya”
kalian ingat kalianlah penguasa
peringatanNya kalian lemaskan di gelas nafsu
sambil mendabik dada - kalian berkata;
"Kitab tua hanyalah syair orang dulu-dulu yang
merencat pencapaian duniawi”
kalian lupa,
segala puji hanyalah untuk Dia.
Segalanya atas RahmatNya.
kalian sombong!
bertuhan nafsu
membunuh dan dibunuh
meratah dan diratah
semaunya…
kalian mahu ke langit – lantas cemari laut
kalian bina mahligai melangit - runtuhkan gunung
Tuhan telah murka!
dan aku cuma perutusan
buat menyedarkan kalian…
nanti bila dipanggil kukembali
pasti tidak kumungkiri
Berdoalah kalian kepadaNya
Berdoalah…
Mohon ampunlah kepadaNya
Mohonlah…
14.2.21
Seri Manjung
(PKP masih membelenggu)

03 Februari 2021

MenujuMu

 Ooo Tuhan
Engkau perdekatkan aku
meniti SyiratMu

Biar antara aku, hambaMu
menemui Engkau, Rabku
di jalan yang lurus

Ooo Tuhan
biar aku, hambaMu
menujuMu dan
bersamaMu
di SyurgaMu

3/2/21
seri manjung
perak

Tanpa Tajuk

 sunyi benar malam ini. langit bersih sedikit bercahaya. pohon tegak kaku seolah kehampaan menunggu angin membelai daun-daun.  entah mengapa cengkerik pun membisu.

21 Januari 2021

Pesan Covit 19

 kalian
jangan kalian musuhi aku
aku hanya hamba yang diutuskan 
oleh Rabbul Jalil
ke lantai bumi kalian
kerna
Tuhan murka
kalian telah lupa yang kalian adalah hamba
kalian ingat kalianlah penguasa 
kalian lupa segalanya selama ini adalah atas RahmatNya semata.
kalian telah menoda janji azali kalian terhadap Tuhan
bahawa kalian akan memakmurkan bumi dan menjadi khalifahNya
kalian abaikan
malah kalian berlaku sombong
mendabik dada dengan berkata
"segala sesuatu adalah pencapaian dari keintelektual akal,
bukan Rahmat dariNya."
Kalian telah merajakan nafsu yang telah dikuasai syaitan.
kalian sering berbunuhan antara sesama kalian
manusia semua bangsa dan di semua benua sudah berantakan
kalian tidak hiraukan lagi jiran yang kelaparan
sedang kalian membazir dengan nikmat
bahawa anjing kalian lebih kalian muliakan dari sesama manusia yang kesusahan; kalian tidak memperdulikan jiran yang kelaparan
yang kaya dan berupaya menindas yang miskin
pemerintah asyik mengayakan diri dan kerabat
penguasa mencipta logik semata untuk menjarah dan mendoktrinkan mereka dengan niat yang jahat
gunung kalian runtuhkan
air sungai kelian cemari semaunya
kalian mendabik dada
pencapaian teknologi ciptaan kalian telah menawan langit
kalian terokai langit ; sementara kalian cemari laut
kalian mahu berulang alik ke bulan ; sementara kalian runtuhkan pergunungan
kalian membina bangunan; sementara kalian musnahkan kemanusiaan

Tuhan murka kalian...
makanya Tuhan utusi aku ke bumi kalian
buat menyedarkan kalian
itupun kalau kalian mahu berfikir
bahawa kalian hanyalah hambaNya yang 
sebenarnya tidak memiliki apa-apa
hidup hanya sekedar di atas rahmatNya semata
segalapuji hanya bagiNya
segala milik hanya milikNya semata
segala kudrat hanya kudratNya semata
keberadaan kalian dan aku adalah diizinNya semata
Kun fayakun; maka menjadilah apa yang semahuNya
Dia yang satu
tiada permulaan dan tiada pengakhiran ; Dia yang kekal

Dia murka pada kalian ; maka Dia utuskan aku
untuk menguji kalian
nanti bila dipanggil aku pergi aku akan pergi dari bumi kalian
jika Dia mahu mematikan kami; maka matilah kami
berfikirlah kalian
manusia semua bangsa dari semua benua
berfikirlah...

manjung
 


10 Januari 2021

 Mata.

pintu yang terbuka
dimasuki dunia dan seisinya
menghuni kamar diri
melembaga di rumah fikir
rahmat Ilahi untuk kau syukuri
jika kau mahu mengerti...
15.11.19
mutiara dari tazkirah
surau.

 Makrifat

melihat hakikat
bermaqam saat dan tempat
terikat limpah rahmat...
kudrat satu Zat
16.11.19
renyai hujan
malam yang diam

 Tubuh dan Roh

seumpama lilin yang menyala
dari lilin nyalanya membakar...
dari nyalanya lilin terbakar...
21.11.19
menelaah falsafah hidup karya Buya Hamka

 Kembara diri

dihujung diksi diri
wajah soal melengkong
di relung-relung tanya
di malam yang diam
bilah seru yang tajam
menikam
hujung jantung
menetaslah cinta
dari cengkerang waktu
menciap-ciap menuju zatMu
25.11.19
12.30 am
pantai dalam
kl

 siapa mampu mendamaikan ombak yang menghempas resah ke pantai fitrah

siapa mampu menahan amarah api yang mercik meretak di rekahan lelangit merah
sedarlah semua
kita ciptaan kerdil dengan kudrat nihil
dengan waktu yang terbatas memohon belas
perlu pasrah pada setiap langkah
27.11.19

 Pemergian

i
kita tak bisa mendahuluinya
mahupun melengahkannya
walau sesaatpun
kerna ketentuan
telah ditentukan..
ii
bukan...
bukan kematian itu satu perhentian
cuma selangkah ke hadapan
menemui Tuhan
iii
hanya seberkas doa
setulus ingatan
kususulkan buatmu
wahai sahabat...
30.11.19
puisi khas buat ingatan
sahabatku En.Zaid (Perpaduan manjung)
yang kembali kerahmatullah pada hari ini jam 4 petang di rumah allahyarham... semuga rohnya ditempatkan bersama orang-orang yang mendapat rahmatNya..

 Pemergian itu penantian

sahabatkupun berangkat
menuju destinasi abadi
dan tak bisa lagi kembali bersama kami
ke sini untuk
bersama berdiri di saf
seperti sebelum ini
doa kerabat dalam kesayuan yang mendalam
mengalir bersama air mata perpisahan
sukar melepaskan
tapi... itulah suratan
yang tak bisa dimungkiri
sebenarnya dia telah mendepani
melangkah ke aspal yang terbentang lurus
kita yang tertinggal...
masih dijuzuk ini
sementara dia
menunggu diperbaringan
saat perhitungan
kita harus terus
mendoakan...
bersemadilah duhai sahabat
bersama orang yang diselimuti berkat
1.12.19
kuabadikan ini
saat selepas solat jenazah sahabat
11.30am

 Pintu

saban waktu
kutunggu kepulanganmu
bila kau sapaku dengan kekunci
kubuka dedaun hati
melangkahlah sayang
memasuki diriku
biar kau terlena di kamar mimpi
aku tetap berdiri mengawasi
melindung petir dan hujan
jembalang dan syaitan
dan..
bila kau melangkah pergi
kau sarungkan kekunci hatimu
aku akan terus setia
menunggu kepulanganmu di senja
26.12.19
seri manjung

 Wakaf Che' Yeh

di sini ada kepelbagaian
dan manusianyapun dengan
kepelbagaian
di sini ada suara memanggil
dalam rentak kepelbagaian
21.12.19

 Ombak Laut Cina Selatan

suara resah yang dari mana entah
atau
dengus amarah yang sebabnya entah
atau disebabkan
diperjalanan ini
kita sering terbias dari menzikiriNya
tidak seperti ombak
tidak seperti beburung
atau seperti gunung
yang setiap ketika tidak lupa
bertasbih kepadaNya
21.12.19
pantai penarik
besut

 Satu peringatan dari penghayatan

DibenihiNya cinta kasih di dada insan
lalu tumbuh mekar merimbun sayang dan rindu-rinduan
seumpama
sebuah kehidupan yang di bawahnya mengalir sungai-sungai
dan ikan kecil bila menyisir pepasir
memagut daunan lelumut di batuan dingin
membenihlah kedamaian
mekarlah kelopak kesyahduan
serasilah suara deruan air yang menempuh kelikir
menuju lautan
diselangi ratiban cengkerik dan ungas di rerimba menghijau
Dengan RahmanNya
Dia bertanya berkali-kali..
kepada kita..
Nikmat yang manakah yang engkau mahu dustakan!
22.12.19
De' Viana
Kota Baru

 subuh

dalam khusyuk pohon kelapa terpacak di saf
menunggu benih cahaya yang akan mercik dari ufuk
kokok ayam sayup-sayup adalah suara peringatan
laut tak pernah jemu mengirim buih putih yang mercik di pepasir
sebentar lagi
di keheningan tanpa bayu
mersik gema azan
laungan dari Pencipta
saatnya tiba untuk kita melangkah
mengunjung rumahNya
roqayah resort
pengkalan balak
melaka
12.12.19

04 Januari 2021

 Apakah pulara ini

pentas untuk pemuisi berbicara
denyut kehidupan
atau...
sekedar sebuah sendiwara tua
di pentas malam
6.12.15
Pulara
Pangkor

 Dunia

yang berkuasa
meratah yang marhein
semaunya...
dengan wang
beli kuasa
dengan kuasa
meratah segalanya
semaunya...

30.12.15

 Kebingungan

aku dan aku pasti kalianpun...
masih ketololan di persimpangan waktu
tahun yang sudah mahu beralihpun
tak mampu menjadikan kita dewasa
memengertikan hakikat kebenaran hakiki
waktu sering diputar oleh penguasa rakus
sang firaun yang merajalela merampok rumah benar salah kita
aku dan aku yakini kalianpun...
harus akur saja. harus akur saja...apapun!
neracanya ditangan mereka
yang kaya...yang milik kuasa tanpa nas
maka miskipun waktu sudah mahu beralih
aku yakini...
dan aku pasti kalianpun
yakini..
kita terus berada di kandang pasrah
menanti untuk sembelihan
demi sembelihan
di tengkuk kita yang
longlai...
30.12.15
Rogayah Faizah, Mamu MK Hasny dan 19 yang lain
1 Komen
Suka
Komen
Kongsi

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih