i
saban waktu
rezeki masuk dan pergi
ii
dibendul itu
seorang ibu tua duduk menanti
anaknya tak kembali..
iii
menutup kepalsuan
membiarkan kebenaran bertamu
iv
diapun mengizinkan
kalau kau sudi bertandang
fauzirashid
30.6.09
30 Jun 2009
28 Jun 2009
Puisi Pada Pintu Surau
jemaah masuk surau
tutup pintu bila keluar
nanti kucing masuk kencing!!!
fauzirashid
30.5.09
surau fasa 1a
tutup pintu bila keluar
nanti kucing masuk kencing!!!
fauzirashid
30.5.09
surau fasa 1a
26 Jun 2009
Rintihan di Tateyama
mahu kubina sebuah mahligai
di bukit tinggi ini. setinggimu tateyama
dikelilingi bersih salji. dakapan nurani
tapi tateyama…
ku perlu bisikan dari mu
siapa…
siapa yang mahu bersamaku
tinggal bersamamu
menghuni putih suci
fauzirashid
(Puisi ini ditulis di dalam buku alpine route tateyama and kurobe- yang kubeli semasa melawat tateyama 10.6.87 –Rabu)
di bukit tinggi ini. setinggimu tateyama
dikelilingi bersih salji. dakapan nurani
tapi tateyama…
ku perlu bisikan dari mu
siapa…
siapa yang mahu bersamaku
tinggal bersamamu
menghuni putih suci
fauzirashid
(Puisi ini ditulis di dalam buku alpine route tateyama and kurobe- yang kubeli semasa melawat tateyama 10.6.87 –Rabu)
25 Jun 2009
Secalit Bulan
pada langit mendung ada secalit bulan murung
rintihnya menjadi gerimis
membasah serbuk azan yang kaulaung. kudengar sedu dan tangis
pada senja yang melata
ada segerombolan gergasi dihujung mega. merah menyala
secalit bulan kian murung
rintihnya kian menjadi gerimis. kian kudengar sedu dan tangis
bila malam bertamu
bulanku termanggu lemah dan lesu
secalit cuma dilaut mega
rintihnya terus menjadi gerimis. terus kudengar sedu dan tangis
fauzirashid
25.6.09
manjung
rintihnya menjadi gerimis
membasah serbuk azan yang kaulaung. kudengar sedu dan tangis
pada senja yang melata
ada segerombolan gergasi dihujung mega. merah menyala
secalit bulan kian murung
rintihnya kian menjadi gerimis. kian kudengar sedu dan tangis
bila malam bertamu
bulanku termanggu lemah dan lesu
secalit cuma dilaut mega
rintihnya terus menjadi gerimis. terus kudengar sedu dan tangis
fauzirashid
25.6.09
manjung
24 Jun 2009
Kesunyian II
kadang-kadang aku hanya
sekelungsung diri
tanpa inti
menganga dan lompong
umpama gaung
kadang-kadang aku mengalir
umpama air terlalu cair
tercari-cari
pantai dan pepasir
kalau engkau mengerti
fauzirashid
magome ryo
24.9.87
sekelungsung diri
tanpa inti
menganga dan lompong
umpama gaung
kadang-kadang aku mengalir
umpama air terlalu cair
tercari-cari
pantai dan pepasir
kalau engkau mengerti
fauzirashid
magome ryo
24.9.87
23 Jun 2009
Perubahan
jika mereka mahu berubah
tak bisa lagi kau fitnah
sekalipun kau rasuah
mereka tetapkan berhijrah
fauzirashid
22.6.09
tak bisa lagi kau fitnah
sekalipun kau rasuah
mereka tetapkan berhijrah
fauzirashid
22.6.09
22 Jun 2009
Malapetaka
malam akan membuka dendam
menjunamkan berjuta panah tajam
ke mukaku ke mukamu dan ke muka-muka
ke dadaku ke dadamu dan ke dada-dada
kita semua
kita akan ditimbus sekejap lagi
tanpa bayang-bayang sebagai teman
akan lemaslah kita di bawah bungkah-bungkah
pertanyaan
kan mengalirlah darah. bumi membasah.
malam takkan memberi pedoman
kita tetap akan dibungkus
lalu dilonggokkan ke lereng gaung
fauzirashid
puisi asal ditulis pada 25.9.87 -tokyo
dibuat sedikit ubahan pada 22.5.09 - manjung
menjunamkan berjuta panah tajam
ke mukaku ke mukamu dan ke muka-muka
ke dadaku ke dadamu dan ke dada-dada
kita semua
kita akan ditimbus sekejap lagi
tanpa bayang-bayang sebagai teman
akan lemaslah kita di bawah bungkah-bungkah
pertanyaan
kan mengalirlah darah. bumi membasah.
malam takkan memberi pedoman
kita tetap akan dibungkus
lalu dilonggokkan ke lereng gaung
fauzirashid
puisi asal ditulis pada 25.9.87 -tokyo
dibuat sedikit ubahan pada 22.5.09 - manjung
19 Jun 2009
Pelangi Kita
dibawah gurihanmu yang jingga
biar bersemi gurisanku yang biru
agar ia menjadi lingkaran pelangi
yang kita jinjing bersama ke angkasa tinggi
kan melengkunglah tujuh warna menyimbah cahaya
dari gunung ke gunung kita
biarkan kepulan awam meniti
biarkan beburung menyepi dan menyanyi
dan
di bawahnya biar anak-anak kita yang comel
berlari-larian dengan belon kecil ditangan
pada belon-belon itu
hendaknya menguntum warna pelangi kita
kan kekal selama-lamanya
fauzirashid
19.6.09
biar bersemi gurisanku yang biru
agar ia menjadi lingkaran pelangi
yang kita jinjing bersama ke angkasa tinggi
kan melengkunglah tujuh warna menyimbah cahaya
dari gunung ke gunung kita
biarkan kepulan awam meniti
biarkan beburung menyepi dan menyanyi
dan
di bawahnya biar anak-anak kita yang comel
berlari-larian dengan belon kecil ditangan
pada belon-belon itu
hendaknya menguntum warna pelangi kita
kan kekal selama-lamanya
fauzirashid
19.6.09
17 Jun 2009
Merah Senja. Tak Siapa Peduli
alangkah ngerinya menatap merah senja
dengan syaitan-syaitan menjadi pelakon di langit
menuding kuku tajam ke segenap penjuru alam
menjaja waktu dengan fitnah dan palsu
gemunungku adalah
raksaksa yang bertapa
mengeram butiran dendam ke malam
tak siapa peduli
serbuk azan menjadi debu hitam
bertaburan di jalanan tak siapa kasihan
lautku mengalir darah
menghempas senja merah
ke batu basah
tak siapa peduli
senja menikam beburung kebebasan
meninggalkan anak menganga di dahan
sasterawanku menumpulkan pena
mempersetankan naluri diri
memadamkan rintihan jelata
kerna anugerah
lebih mahal dari maruah
merah senja kian menghitam
kita dari kelompok manusia bacul
pun kian tergamam
fauzirashid
maghrib
kpm
21.4.2000
dengan syaitan-syaitan menjadi pelakon di langit
menuding kuku tajam ke segenap penjuru alam
menjaja waktu dengan fitnah dan palsu
gemunungku adalah
raksaksa yang bertapa
mengeram butiran dendam ke malam
tak siapa peduli
serbuk azan menjadi debu hitam
bertaburan di jalanan tak siapa kasihan
lautku mengalir darah
menghempas senja merah
ke batu basah
tak siapa peduli
senja menikam beburung kebebasan
meninggalkan anak menganga di dahan
sasterawanku menumpulkan pena
mempersetankan naluri diri
memadamkan rintihan jelata
kerna anugerah
lebih mahal dari maruah
merah senja kian menghitam
kita dari kelompok manusia bacul
pun kian tergamam
fauzirashid
maghrib
kpm
21.4.2000
13 Jun 2009
Kematian
bukan...
bukan kematian itu pengakhir jalan
tapi satu langkah setapak ke hadapan
di sana kau menanti saat nya yang pasti
fauzirashid
13.6.09
buat ibu saudaraku wan timah yang meninggal hari ini. alfatihah
bukan kematian itu pengakhir jalan
tapi satu langkah setapak ke hadapan
di sana kau menanti saat nya yang pasti
fauzirashid
13.6.09
buat ibu saudaraku wan timah yang meninggal hari ini. alfatihah
11 Jun 2009
10 Jun 2009
Heiwajima Eki – Keihinjima Sanbanchi
di steysen
keretapi memuntahkan manusia
yang memburu kehidupan
kulintas sebuah jejambat gagah bersama langkah kalian
di perhentian
seorang gadis sekolah lewat penat menghambat masa depan
kaki-kaki melatam jalan aspal tanpa henti
bas no 24 atau 54 atau 36 membuka pintu
kita beratur ditelan penuh restu
bas yang sarat – berangkat
di bangku muka-muka basi membuka tirai mimpi
seorang gadis menjeling aku dibirai mimpinya itukah?
kehidupan yang penuh lelah. itulah sebuah kehidupan di sini
betapa misti . untuk bersama pada paras yang tinggi
keihinjima sanbanchi
aku yang bergayut, keluar dari kesiksaan yang sempit ini
menghayun langkah mencanai waktu dengan
kerja-kerja yang tak bisa kulangsaikan
fauzirashid
di site shimizu gomi kojo
23.7.87
keretapi memuntahkan manusia
yang memburu kehidupan
kulintas sebuah jejambat gagah bersama langkah kalian
di perhentian
seorang gadis sekolah lewat penat menghambat masa depan
kaki-kaki melatam jalan aspal tanpa henti
bas no 24 atau 54 atau 36 membuka pintu
kita beratur ditelan penuh restu
bas yang sarat – berangkat
di bangku muka-muka basi membuka tirai mimpi
seorang gadis menjeling aku dibirai mimpinya itukah?
kehidupan yang penuh lelah. itulah sebuah kehidupan di sini
betapa misti . untuk bersama pada paras yang tinggi
keihinjima sanbanchi
aku yang bergayut, keluar dari kesiksaan yang sempit ini
menghayun langkah mencanai waktu dengan
kerja-kerja yang tak bisa kulangsaikan
fauzirashid
di site shimizu gomi kojo
23.7.87
08 Jun 2009
07 Jun 2009
Nesan II
disedarinya
dia tak upaya bergerak ke mana-mana lagi
terlalu berat didadanya gunian rahsia
yang beku menunggu saat cair
kini dia hanya berdiri kaku
menanti saat-saat itu
yang kian hampir
fauzirashid
pagi yang sejuk site keihinjima
22.10.87
dia tak upaya bergerak ke mana-mana lagi
terlalu berat didadanya gunian rahsia
yang beku menunggu saat cair
kini dia hanya berdiri kaku
menanti saat-saat itu
yang kian hampir
fauzirashid
pagi yang sejuk site keihinjima
22.10.87
06 Jun 2009
Maafkan Aku
hampir saban malam kubuka jendelamu
dengan nafsu birahi kunikmati kuntum-kuntum puisimu yang cantik
di sini kubisikkan kepadamu. sering dicelah kelopak puisimu itu
aku terkapai-kapai membuka lembaran-lembaran
mencari sesuatu yang tak kutemui. dan membikin aku kian tidak mengerti
dan bila
meraba-raba kelopak puisimu. di dada
aku kian termanggu.. kian tersipu. kadang termalu.
namun kian merindui pasti
puisimu jua kucari
bila kunikmati rekahan dipuisimu itu
kutemui birahi kenikmatan yang tertinggi yang tidakku mengerti
namun tetap kuulangi
saban malam pasti
puisimu membawa ku bermimpi
maafkan aku tanpa kerelaanmu kupasti
maafkan aku…
fauzirashid
4.6.09
Malam yang hening
dengan nafsu birahi kunikmati kuntum-kuntum puisimu yang cantik
di sini kubisikkan kepadamu. sering dicelah kelopak puisimu itu
aku terkapai-kapai membuka lembaran-lembaran
mencari sesuatu yang tak kutemui. dan membikin aku kian tidak mengerti
dan bila
meraba-raba kelopak puisimu. di dada
aku kian termanggu.. kian tersipu. kadang termalu.
namun kian merindui pasti
puisimu jua kucari
bila kunikmati rekahan dipuisimu itu
kutemui birahi kenikmatan yang tertinggi yang tidakku mengerti
namun tetap kuulangi
saban malam pasti
puisimu membawa ku bermimpi
maafkan aku tanpa kerelaanmu kupasti
maafkan aku…
fauzirashid
4.6.09
Malam yang hening
04 Jun 2009
Perjuangan Wirawan dan Kita
setelah
meletakkan bungkah tulang dan saraf tunjang perjuangan
ke tempatnya semula
wirawan pun melangkah gagah umpama laksamana
berpencak dengan keris taming sari ditangan
setelah enam musim dipertapaan gua keramat
ah….Wirawan sebenarnya kian hebat
tetapi
kalian masih membingungkan diri
berdiri di belakang jeriji besi rekaan sendiri memerhati
terkunci di penjara tembok batu nafsu
ah! tiba-tiba saja kita menjadi pengecut
dengan pelbagai alasan rekaan
apakah kalian sudah menyesal
dengan kesedaran kalian selama ini
atau kalian telah diletihkan oleh waktu dan puisi-puisi di tivi
lantas kalian membuat kesimpulan:
bahawa keadilan sebenarnya akan ditewaskan
bahawa kezaliman akan tertegak megah menongkat langit ?
tidakkah kalian mendapat isyarat?
bahawa wirawan akan membuka silat
fauzirashid
10.10.04
meletakkan bungkah tulang dan saraf tunjang perjuangan
ke tempatnya semula
wirawan pun melangkah gagah umpama laksamana
berpencak dengan keris taming sari ditangan
setelah enam musim dipertapaan gua keramat
ah….Wirawan sebenarnya kian hebat
tetapi
kalian masih membingungkan diri
berdiri di belakang jeriji besi rekaan sendiri memerhati
terkunci di penjara tembok batu nafsu
ah! tiba-tiba saja kita menjadi pengecut
dengan pelbagai alasan rekaan
apakah kalian sudah menyesal
dengan kesedaran kalian selama ini
atau kalian telah diletihkan oleh waktu dan puisi-puisi di tivi
lantas kalian membuat kesimpulan:
bahawa keadilan sebenarnya akan ditewaskan
bahawa kezaliman akan tertegak megah menongkat langit ?
tidakkah kalian mendapat isyarat?
bahawa wirawan akan membuka silat
fauzirashid
10.10.04
03 Jun 2009
Puisi Itu
puisi adalah
bungkah-bungkah yang kugubah
menerjah awan gemawan dilangit membiru itu
pun jua adalah
sekuntum pelangi yang kau lihat
melengkong senja
dari gunung ke gunung
puisi itu jua adalah
belon-belon yang dipegang anak kecil
pelbagai warna dijalanan pesta besar
dan puisi bisa jadi
dari langit senja nan ngeri
dari ombak memukul batuan zaman
dari beburung terbang pulang berkawan-kawan
fauzirashid
7.4.09
kiriman buat cryta
bungkah-bungkah yang kugubah
menerjah awan gemawan dilangit membiru itu
pun jua adalah
sekuntum pelangi yang kau lihat
melengkong senja
dari gunung ke gunung
puisi itu jua adalah
belon-belon yang dipegang anak kecil
pelbagai warna dijalanan pesta besar
dan puisi bisa jadi
dari langit senja nan ngeri
dari ombak memukul batuan zaman
dari beburung terbang pulang berkawan-kawan
fauzirashid
7.4.09
kiriman buat cryta
Langgan:
Catatan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
bila malam pekat kita makin dekat makin dekat makin dekat makindekat malam semakin pekat kita semakin dekat semakin dekat semakindekat fau...
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...