ke mana suara itu menghilang
tika kau dendangkan padaku
lagu cinta dan senandung rindu
lantas aku di sini
kau biarkan termanggu-manggu sepi di kamar sunyi
menyendiri...
ke mana perginya pelangi itu menyepi
di sebalik langit jingga yang bergerimis
tika kau tunjukkan padaku
jalur-jalur warna yang mengasyikkan
lantas harapanku membunga dan
kau tinggalkan jua aku di sini
umpama awan senja yang bergantungan
ke mana berlalunya angin semilir yang menghilir
tika kau membelai rerambutku dan
menyentuh pipiku lembut
lantas aku di sini
di tepian sepi
melihat tapak-tapak kakimu yang
kau tinggalkan di pepasir mimpi
akulah pantai
penunggu ombak yang setia
kalau engkau mengerti...
fauzirashid
(buat teman...)
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...
-
kau terus membiarkan tanda soalmu melengkong dihujung gerabak pertanyaan diri sedang di bawahnya sengaja kau letak sebutir batumu yang berat...
aduh...romantiknya..., seperti kita
BalasPadammuda-muda dulu !
Siapakah yang kau rindu?
BalasPadamAh... sungguh menyentuh hati puisi ini.
Tuhanku, kalaulah dia
BalasPadammengerti ..
Nice:)
BalasPadambicara tanpa suara, terkadang lebih termakna...
BalasPadam