25 April 2009

Puisi1

Balai

i
dengan setiakawan yang luhur pakatan dicerna
berbekal genggam tangan nan erat gerak dilagang
ke segenap desa berkeringat mengatur rencana mulia
sebentar sebuah balai kan dibina
mercu tanda dua sahabat

dari sini kebatilan kan segera dinyah buang
adudomba dan hasad dengki akan disorong ke gaung
debu-debu dendam dijalanan kan dikikis habis

kita warisan muda terbilang lengkap dengan bekal didada
di sini belon-belon akan dinaikkan menerjah awan
dari sinilah mulanya
gerak tindak melakar desa mengisinya dengan rumah-rumah dan lampu jalan
terang benderang sepanjang zaman

maka
warga desa menangkap kerlibat roh dua sahabat
melambaklah pemberian dan kerelaan
tertanamlah harapan menggunung warga desa
kita bakal menjadi desa terbilang
dari gerak kerja pemuda perkasa

sebuah balaipun dibina dari
batu bata persetiaan
dari bancuhan pekat keringat
dari kayu jati diri
dari kepingan atap pelindung kebenaran hakiki

dua sahabatpun mula menyingsing lengan
menolak semak belukar faham ketepi
balai akan terbina sebentar lagi
ah…

ii
dalang yang lewat di jalanan
dengan roda-roda yang ligat menjadi gentar
ah… tersingkirlah aku..kalau begini gerak laku
pemuda perkasa

mencari fikir
menerbangkan serpihan debu waham
antara pembahagian dua kamar dan letak pintu
ada lobang untuk diterjah
agenda dua sahabat tiba-tiba menjadi gawat
dengan rakus papan tanda seorang sahabat
berdiri tegak

iii
aku melihat musang menyeringaikan gigi
syaitan melakar rencana menolak iman dan pedoman
aku melihat ketulan batu api dilambak begitu banyak di tepi balai
semak samun berduri dan berbulu rakus kembali tumbuh
tak siapa memperdulikannya lagi

kebenaran disanggah
kebatilan memperkasa
dihati dua sahabat

adudomba kembali menjadi raja
dendam bagai ombak menghempas senja
langit menjadi parah laut mengalir darah

balai umpama batu nesan yang belum selesai
kelkatu malam singgah menabur benih
sebentar anai-anai kan menggigit susunan batu-batu
menggigit kayu jati diri
kepingan atap keletihan menahan pancaran terik mentari,
tusukan lebat hujan dan dentuman guruh

iv
ah…
sebentar balai kan gugur
diusung ribuan para semut ke kubur

syaitan kan kembali menjadi raja
menumpaskan semua pemuda perkasa
yang tersalah dan tersesat
dari persetiaan dua sahabat.

fr
lekir
14 nov 2001

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih