dengan runtunan diri
kucarik dinding kepompong
kulontarkan sesungut
menghidu dingin pagi
menatap daunan muda
dan kumtuman bunga
ooo... tuhan
kau angin
yang baru kukenal
biar ku bertatih sayap
sebentar cuma
menuju pelangi
bermain gerimis
biruan langit
ooo... tuhan
duhai daunan
biarkan aku singgah di dadamu
sebentar cuma
melepaskan lelah
langkahku yang salah
ooo... tuhan
duhai bunga
izinkan kusentuh kelopakmu
sebentar cuma
menghirup madumu
menyambung nyawa
ooo... tuhan
duhai kucing
simpankan kukumu
sebentar cuma
duhai beburung
perhatikan ku di dahan
izinkan aku sebentar cuma
terbang ke awan
menghirup nyaman ciptaan
ooo... tuhan
fauzirashid
manjung
(suara anak kupu-kupu, yang menghuni kamarku sedikit masa dulu)
2.8.09
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...
-
kau terus membiarkan tanda soalmu melengkong dihujung gerabak pertanyaan diri sedang di bawahnya sengaja kau letak sebutir batumu yang berat...
Saudara fauzi,
BalasPadamSaya tertanya, saudara berada di tanah air atau masih di jepun?
salam fauzi rashid,
BalasPadamraungan kupu-kupu kecil ini tiada bedanya dengan raungan seorang insan yang lahir dalam kontemporari dunia hari ini.
alangkah sedihnya.
salam sdr wahyudi
BalasPadamSaya ditanah air. Puisi d Jepun adalah catitan saya semasa berada di sana.
Salam aney
kita kan kupu-kupu kecil
sekadar hidup dibenarkan oleh suasana keliling
kebebasan kita setakat mana yang dibenarkan oleh mereka