15 Disember 2015

Tika Mataku dan Matamu Bertemu

matamu yang redup itu
merungkai tangkai jantungku
gugur seumpama
rintik salju
di batu pergunungan dan
mencair
mencari alir yang
tak menentu

dan di lautan yang bergelombang
kurenangi malamku
mencari matamu

tuk mengubati sepiku

dengan cahaya di perhentian
sebuah pelabuhan
kudambakan pertemuan
dermaga perkasihan
kita berdua

biar rindu kita berdakapan
selama-lamanya....


15.12.15

26 April 2015

Sebuah Mimpi

kugali pasir gurun yang terpencil
kutemui sepasang nisan purba
masih utuh!

di bawah nisan itu
kutemui
lembaran-lembaran berwarna
wajah ceria
seorang dia
yang belum kukenali

kucuba menyelak lembaran-lembaran
membaca abjad-abjad kuno
menjejak silam

anehnya...
lembaran-lembaran itu berterbangan
menjadi debu.

di langit
bila kumendongak
jubin-jubin lesu
bergantungan
di laut biru

26.4.2015





19 Mac 2015

Di Lantai Diri

di lantai ini
aku meratib namaMu
meratap rahmatMu
airmataku pun tumbuh dari kelopak
merembes dan bergenang

di ruang yang terbatas
baldu membasah di lantai
tiang-tiang diri pernah bergoncang
digegar iblis

di sini
kusemadikan ingatan
pada jiwa sepi
seorang aku

19.3.15

26 Februari 2015

Terkenang

di sudut waktu
kugantung potretmu
kusimpan dukaku ke lemari kaca
aku yang terbujur di ranjang ini
tidak kumampu melelapkan mata

aduhai kenangan...
ralitkan aku biar melena
singgah sebentar dipojok raga
ngilu sembilu menghiris jiwa

aduhai dikau...
apakah aku dah langsung tiada
walau sebentar di muara rasa

26.2.15


Bunga Plastik

i.
di atas meja di botol kaca
bunga plastik begitu angkuh
menjeling anggerik rimba
ii.
kupu-kupu hinggap di kelopak anggerik
menikmati madu menebarkan debunga
nyamuk tertidur di kelopak palsu
memalitkan darah beku
25.2.15

22 Februari 2015

Gurun Yang Terbakar

gurun telah membasah dik darah darah pekat yang menghanyir
bani bani tanpa Tuhan membusung dada membara diadudomba
hanya kerna kalian telah mengangkat abu jahal, abu lahab ke mahkota tertinggi
kembali mengadap al lata, al udza bersama 360 berhala yang berdiri di lantai pagan

abdullah ubaipun merenjis minyak ke pelosok tanah gurun yang garing
tanpa peduli, menyiut api lalu marak mejilat batu kejahilan kalian
hanya kerna kalian masih kekal dengan kabilah kabilah berunta di lereng perbukitan gersang
tanpa kalian membaca bahawa langit, matahari dan bulan telah menghulurkan waktu untuk terus mencari erti ketamadunan manusiawi
asal didasari Kitab dan Sunah yang di jamin Tuhan

dan mataf seharusnya lantai untuk kalian terus mengintai rumah Tuhan
dalam puisingan tanpa ada perhentiannya sesaatpun


22.2.2015

19 Januari 2015

Frustrasi...

Lantai malampun dihidupkan dengan
tarian fantasi dielus marijuana
kau hadir dipojok itu

ditemani musik bingit menyebatikan pekikan iblis
ke rongga rongga ghairah 

Ahaa...
kulihat kau mengapung
bersama belon belon yang terkinja
di kelam jingga
menagih kepul asap yang menerobos jantung
menghitamkan rongga nafas

Dan
musikpun diteruskan tanpa puisi
lagi dan lagi...
dihias dencingan gelas anggur

Apakah pekat buihnya kaufikir...
bisa menenggelamkan takdir Tuhan.

sampai bila. sampai bila
kau harus begini...

19.1.15

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih