25 Mei 2013

Kota Tanpa Jiwa

tanpa kata-kata
hon-hon yang bicara
membingit...

di persimpangan itu
lampu-lampu punya aksara
hijau, kuning dan merah

di langit yang berdebu
gagak melintas kotak-kotak
ciritnya berceceran
ke muka-muka para gelandangan

di jejantas ada pecutan
manusia gawat setiap saat
memburu detik-detik diri
yang sarat

tak siapa peduli
serbuk azan yang ditaburkan dari menara tuhan
yang sebenarnya melakar kota ini
yang sebenarnya meniup nadi
kota ini

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih