i.
maaf tuan
aku belum rasa merdeka
seperti yang tuan canangkan di akhbar
saban hari sedari subuh sepie
aku meredah belantara
mencari rotan yang sukar lagi kutemui
demi sesuap nasi anak isteri
temanku hanya unggas dan
binatang buas yang hanya
menanti gerakku yang alpa
ii.
maaf tuan
aku tak pernah rasa merdeka di hati
seperti yang tuan hebohkan di radio tivi
kerna rumahku di bawah jejambat ini
bertemankan sianjing kurap
menghidu debu dan lendir kota
saban hari mengutip sampah
menggalas perut
meneruskan hidup
iii.
maaf tuan
kami belum rasa merdeka
seperti yang tuan canangkan di akhbar
maaf tuan
kami tak pernah rasa merdeka di hati
seperti yang tuan hebohkan di radio tivi
(Selamat Hari Merdeka ke 56)
30.8.13
29 Ogos 2013
10 Julai 2013
07 Julai 2013
Peristiwa Mesir
wahai keturunan sang Penakluk Agung Ibn Al-Ash dan Salehuddin Al-Ayubi
telah tertegak semula kebangkitan dan kebebasan
legasi nenek moyang kamu yang agung sebagai pahlawan gagah berani
mencantas saki baki firaun yang berkurun merantai kaki-kaki nenek moyang kalian
dengan perinsip dan ketemadunan tuhan
dan sebentar...
keladak-keladak baltoji menyekat nilmu. kembali mengalir lesu
ruh kalian diperkosa oleh kudeta laknatullah itu
dan nasib sentiasa menunggu keputusan
apakah kalian mahu kembali ke rumah. istirehat!
atau kalian teguh bersemangat Ibnu Umar
menghunus pedang mencantas setiap zarah kebatilan
biar terbakar seluruh gurun yang kontang
sehingga...
kebenaran di atas tempatnya
kebebasan di landasannya
syariat ke asalnya
adakah kalian rela
syahid ditanganNya?
Menjelang dinihari pagi 4 Julai 2013...rampasan kuasa dan perkosaan demokrasi
7.7.13
telah tertegak semula kebangkitan dan kebebasan
legasi nenek moyang kamu yang agung sebagai pahlawan gagah berani
mencantas saki baki firaun yang berkurun merantai kaki-kaki nenek moyang kalian
dengan perinsip dan ketemadunan tuhan
dan sebentar...
keladak-keladak baltoji menyekat nilmu. kembali mengalir lesu
ruh kalian diperkosa oleh kudeta laknatullah itu
dan nasib sentiasa menunggu keputusan
apakah kalian mahu kembali ke rumah. istirehat!
atau kalian teguh bersemangat Ibnu Umar
menghunus pedang mencantas setiap zarah kebatilan
biar terbakar seluruh gurun yang kontang
sehingga...
kebenaran di atas tempatnya
kebebasan di landasannya
syariat ke asalnya
adakah kalian rela
syahid ditanganNya?
Menjelang dinihari pagi 4 Julai 2013...rampasan kuasa dan perkosaan demokrasi
7.7.13
29 Jun 2013
Sesungguhnya
sesungguhnya dirimu
telah melakari sebuah puisi
menjadi sebuah lukisan di kanvas
dalam lengkungan jalur pelangi dan
seberkas ikebana yang harum
di pentas itu
lenggok tubuhmu
persis kunang-kunang di dada malam
persis kupu-kupu kecil menyentuh kelopak dengan
kristal embun di subuh yang rimbun
sayang!
sesungguhnya aku
merindui gerakmu yang
kian waktu menggamit
sukmaku yang sepi
29.6.13
telah melakari sebuah puisi
menjadi sebuah lukisan di kanvas
dalam lengkungan jalur pelangi dan
seberkas ikebana yang harum
di pentas itu
lenggok tubuhmu
persis kunang-kunang di dada malam
persis kupu-kupu kecil menyentuh kelopak dengan
kristal embun di subuh yang rimbun
sayang!
sesungguhnya aku
merindui gerakmu yang
kian waktu menggamit
sukmaku yang sepi
29.6.13
27 Jun 2013
Denai Yang Sehala
kuusung lentera bersama warkah tuhan
dalam nyalaan merah kuning bakaran dari minyak tanah
kuredah malam bersama syair cengkerik yang bersahutan
di tepian denai yang sehala ini
bulan terapung seolah-olah kebingungan
kerna pungguk tidak lagi kedengaran merinduinya
mimpi-mimpinya telah diperkosa
guntur yang membingit
dan lentera yang kuusung kian malap
dedinding kaca dilitup jelaga diri
denai yang sehala inipun menjadi kabur...
22.6.13
sempena malam lentera puisi
kuala lumpur
dalam nyalaan merah kuning bakaran dari minyak tanah
kuredah malam bersama syair cengkerik yang bersahutan
di tepian denai yang sehala ini
bulan terapung seolah-olah kebingungan
kerna pungguk tidak lagi kedengaran merinduinya
mimpi-mimpinya telah diperkosa
guntur yang membingit
dan lentera yang kuusung kian malap
dedinding kaca dilitup jelaga diri
denai yang sehala inipun menjadi kabur...
22.6.13
sempena malam lentera puisi
kuala lumpur
25 Jun 2013
Angkara Jerebu
dari bakaran otak kalian yang rakus
meregut ringgit-ringgit yang tidak pernah kalian puas
kami manusia marhein dipaksa menyedut debu-debu ini
dari dosa kalian
pada ketika ini kalian tidak kelihatan di sini lagi
kalian kulihat ke london paris new york
dikelilingi betina dan
meneguk buih-buih masam
aduh! kerongkong kami mulai membengkak
mata kami kian pedih...
(di manjung index udara mencecah 200)
24.6.13
meregut ringgit-ringgit yang tidak pernah kalian puas
kami manusia marhein dipaksa menyedut debu-debu ini
dari dosa kalian
pada ketika ini kalian tidak kelihatan di sini lagi
kalian kulihat ke london paris new york
dikelilingi betina dan
meneguk buih-buih masam
aduh! kerongkong kami mulai membengkak
mata kami kian pedih...
(di manjung index udara mencecah 200)
24.6.13
18 Jun 2013
Setiap Ketika
umpama senja
setiap ketika
mewarna jingga
lautpun bicara
setiap ketika
tentang cinta
uda dan dara
di sarang senja
setiap ketika
sikecil menganga
ibu yang tak kunjung tiba
umpama senja
setiap ketika
kan pergi jua
tinggalkan mega berduka
esok muga akan bersua...
18.6.13
setiap ketika
mewarna jingga
lautpun bicara
setiap ketika
tentang cinta
uda dan dara
di sarang senja
setiap ketika
sikecil menganga
ibu yang tak kunjung tiba
umpama senja
setiap ketika
kan pergi jua
tinggalkan mega berduka
esok muga akan bersua...
18.6.13
14 Jun 2013
Makanya Aku Ke Sini
apa perlunya aku ke sini
kalau sekedar...
mengelilingi tembok batu empat persegi
tujuh kali pusingan
bersesak dan melelahkan
apa perlunya aku ke sini
kalau sekedar...
dari safa dan marwah berjalan kaki
ulang alik tujuh perjalanan
perit dan meresahkan
Tuhan...
melainkan kerna suruhanMu semata
yang disampaikan oleh pesuruhMu
yang kau utuskan untuk kami
sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa
Maha mengetahui
segala sesuatu milikMu semuanya
makanya aku ke sini...
memperhambakan diri
di 'rumah'Mu ini
terimalah daku
duhai Tuhan...
tamuMu yang hina ini
27.3.13
(11.30 pagi. Selesai sae umrah aku berwuduk di Marwah untuk menunggu solat zohor pada jam 12.20 tengah hari. Semasa di dalam Masjidilharam dekat Pintu King Abdul Aziz aku duduk melihat Kaabah dan menulis puisi ini)
kalau sekedar...
mengelilingi tembok batu empat persegi
tujuh kali pusingan
bersesak dan melelahkan
apa perlunya aku ke sini
kalau sekedar...
dari safa dan marwah berjalan kaki
ulang alik tujuh perjalanan
perit dan meresahkan
Tuhan...
melainkan kerna suruhanMu semata
yang disampaikan oleh pesuruhMu
yang kau utuskan untuk kami
sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa
Maha mengetahui
segala sesuatu milikMu semuanya
makanya aku ke sini...
memperhambakan diri
di 'rumah'Mu ini
terimalah daku
duhai Tuhan...
tamuMu yang hina ini
27.3.13
(11.30 pagi. Selesai sae umrah aku berwuduk di Marwah untuk menunggu solat zohor pada jam 12.20 tengah hari. Semasa di dalam Masjidilharam dekat Pintu King Abdul Aziz aku duduk melihat Kaabah dan menulis puisi ini)
03 Jun 2013
Puisi Untuk Camarku
kutuliskan sebuah puisi untukmu duhai camar
ketika kau terbang melintasi dinding senjaku ini
biar merah jingga nun di ufuk menjadi saksi
biar pepohon senja nun di lereng gunung menyimpan rahsia...
bahawasanya kita pernah mengikat persetiaan bersama
duhai camar
tika malamku terlalu sunyi begini di sini
di kamar ini hanya bertemankan seekur kupu-kupu kecil
yang entah dari mana tetiba memunculkan diri,
dan entah mengapa aku menjadi sangsi
apakah engkau masih setia terhadapku saat ini
duhai camar
terbanglah kepadaku saat ini
biar kubukakan jendela kamar seluasnya
kunjungilah daku di saat ini
aku begitu rindu akan suaramu,
begitu rindu akan puisimu
kepingin mendengar syairmu
syair laut dan desahannya yang menyayukan
ketika kau terbang melintasi dinding senjaku ini
biar merah jingga nun di ufuk menjadi saksi
biar pepohon senja nun di lereng gunung menyimpan rahsia...
bahawasanya kita pernah mengikat persetiaan bersama
duhai camar
tika malamku terlalu sunyi begini di sini
di kamar ini hanya bertemankan seekur kupu-kupu kecil
yang entah dari mana tetiba memunculkan diri,
dan entah mengapa aku menjadi sangsi
apakah engkau masih setia terhadapku saat ini
duhai camar
terbanglah kepadaku saat ini
biar kubukakan jendela kamar seluasnya
kunjungilah daku di saat ini
aku begitu rindu akan suaramu,
begitu rindu akan puisimu
kepingin mendengar syairmu
syair laut dan desahannya yang menyayukan
29 Mei 2013
Diriku
kusyairkan puisimu di senja itu
iramanya; deru ombak yang
setiap saat merindui pantai
aduhai burung-burung yang terbang pulang
kau dengarkan syairku ini
agar dapat kaukhabarkan
kepada anak-anakmu yang menunggu
di sarang malam
aduhai bayu senja yang menyapa dedaunan
kau bawakan syairku ini kepadanya
agar dia mengerti
bahawa aku terlalu sunyi
setiap saat menyanyikan puisinya
untuk diriku sendiri...
iramanya; deru ombak yang
setiap saat merindui pantai
aduhai burung-burung yang terbang pulang
kau dengarkan syairku ini
agar dapat kaukhabarkan
kepada anak-anakmu yang menunggu
di sarang malam
aduhai bayu senja yang menyapa dedaunan
kau bawakan syairku ini kepadanya
agar dia mengerti
bahawa aku terlalu sunyi
setiap saat menyanyikan puisinya
untuk diriku sendiri...
25 Mei 2013
Kota Tanpa Jiwa
tanpa kata-kata
hon-hon yang bicara
membingit...
di persimpangan itu
lampu-lampu punya aksara
hijau, kuning dan merah
di langit yang berdebu
gagak melintas kotak-kotak
ciritnya berceceran
ke muka-muka para gelandangan
di jejantas ada pecutan
manusia gawat setiap saat
memburu detik-detik diri
yang sarat
tak siapa peduli
serbuk azan yang ditaburkan dari menara tuhan
yang sebenarnya melakar kota ini
yang sebenarnya meniup nadi
kota ini
hon-hon yang bicara
membingit...
di persimpangan itu
lampu-lampu punya aksara
hijau, kuning dan merah
di langit yang berdebu
gagak melintas kotak-kotak
ciritnya berceceran
ke muka-muka para gelandangan
di jejantas ada pecutan
manusia gawat setiap saat
memburu detik-detik diri
yang sarat
tak siapa peduli
serbuk azan yang ditaburkan dari menara tuhan
yang sebenarnya melakar kota ini
yang sebenarnya meniup nadi
kota ini
19 Mei 2013
Panahan Matamu
sebilah panah
yang menujah
bisanya terlalu
menggugat degup jantung
kian aku di sini
menunggu bilah-bilah
yang kau lepaskan
dari busarmu
20 April 2013
Petak Pertarungan
hari ini
papan pertarungan dibentang
bidak-bidakpun disusun
sebentar gerak dimulakan
bidak melangkah di petak-petak hitam putih
mencongak silat lawan berpencak
muslihat melangkah muslihat
sang pemerhati tercongok di tepi petak
membaca setiap gerak
pertarungan ini dibius kebencian
pertarungan ini adalah perjuangan
kalah mati
Di Penamaan Calon
20.4.13
papan pertarungan dibentang
bidak-bidakpun disusun
sebentar gerak dimulakan
bidak melangkah di petak-petak hitam putih
mencongak silat lawan berpencak
muslihat melangkah muslihat
sang pemerhati tercongok di tepi petak
membaca setiap gerak
pertarungan ini dibius kebencian
pertarungan ini adalah perjuangan
kalah mati
Di Penamaan Calon
20.4.13
09 April 2013
Umpama
umpama biara
di liku senja
tua dan luka
dihuni penyembah gila
tanpa iman tanpa tuhan
di kuburan
daun-daun kering kemboja
berserakan
di liku senja
tua dan luka
dihuni penyembah gila
tanpa iman tanpa tuhan
di kuburan
daun-daun kering kemboja
berserakan
08 April 2013
Di LantaiMu
jiwa suci
sujud di lantai diri
subuh hening
di kotak fikir dunia hanya kelongsong
hanya ada tuhan
Zat yang Maha Agung
Pencipta yang Ahad
Yang Azali
Yang Rahim
Duhai Tuhan
di subuh ini
di rumahMu ini
aku serah jiwaku
terimalah aku
di kalangan jiwa yang tunduk sujud
dan kekal tunduk sujud
kepadaMu
25.3.13
(subuh di lantai baitullah)
sujud di lantai diri
subuh hening
di kotak fikir dunia hanya kelongsong
hanya ada tuhan
Zat yang Maha Agung
Pencipta yang Ahad
Yang Azali
Yang Rahim
Duhai Tuhan
di subuh ini
di rumahMu ini
aku serah jiwaku
terimalah aku
di kalangan jiwa yang tunduk sujud
dan kekal tunduk sujud
kepadaMu
25.3.13
(subuh di lantai baitullah)
05 April 2013
Di Maqam Balqik
ingin kucari sekuntum puisi
di sini di perkuburan suci ini
dapat kurasakan para syuhada
didakap bumi dengan
kasih sayang
wajah mereka bercahaya
tubuh mereka semerbak mewangi
dengan tasbih
mereka menunggu hari akhir
21.3.13
(Di Madinatul Munauwarah)
di sini di perkuburan suci ini
dapat kurasakan para syuhada
didakap bumi dengan
kasih sayang
wajah mereka bercahaya
tubuh mereka semerbak mewangi
dengan tasbih
mereka menunggu hari akhir
21.3.13
(Di Madinatul Munauwarah)
Biasan
di biru langit
di hijau gunung
di padang datar
di gelora laut
ada biasan
biasan-biasan yang
membingongkan
wajah-wajah yang tak pernah serupa
tiba-tiba menerpa
di mana-mana
5.4.13
di hijau gunung
di padang datar
di gelora laut
ada biasan
biasan-biasan yang
membingongkan
wajah-wajah yang tak pernah serupa
tiba-tiba menerpa
di mana-mana
5.4.13
17 Mac 2013
Andai 1
andai senja menyapa jingga
andai bulan menyapa pungguk
andai angin menyantun gelora
pasti alun membawaku
ke pantaimu jua
16.3.13
12 Mac 2013
Akulah Lelaki Itu
akulah lelaki
tanpa sepatu
menapak di aspal yang garing
menuju ke pantai ini
merenung langit
mendengar suara ombak
akulah lelaki
tanpa jemu
mengait bulan yang bening
di pekat malam
mengintai mimpi
mendengar rajuk sang pungguk
12.3.13
tanpa sepatu
menapak di aspal yang garing
menuju ke pantai ini
merenung langit
mendengar suara ombak
akulah lelaki
tanpa jemu
mengait bulan yang bening
di pekat malam
mengintai mimpi
mendengar rajuk sang pungguk
12.3.13
05 Mac 2013
Lahad Datu 2
kalian datang dengan senapang
dengan garang
kamipun menanti dengan senapang
cuma pertahankan diri
jangan kalian
salahkan kami...
5.3.13
dengan garang
kamipun menanti dengan senapang
cuma pertahankan diri
jangan kalian
salahkan kami...
5.3.13
Lahad Datu
tiba-tiba
sejarah itu meruntun
mensyaitan dan merakus
nyalaanya marak di sukma kalian
mendidihkan sebelanga pertimbangan
tangkai pada cangkir diri telah hangus
tak mampu dikelek lagi
cangkir itu
telah tertumpah darah
lendirnya resap ke bumi
merahnya masih menyala
menyala di hati kalian
menyala di hati kami
membakar sukma kalian
membakar sukma kami
bukankah kita sebenarnya bersaudara?
menghirup nafas nusantara ini
berkurun...
mengapa harus
kalian bukakan gelanggang
berpencak di bumi saudaramu ini?
tanpa santun
tanpa pantun
5.3.13
(mengenang pencerobohan yang mencetuskan pertempuran di Lahad Datu)
(pertempuran yang sudah tentu memutuskan kasih sayang...suami,isteri dan anak-anak...)
sejarah itu meruntun
mensyaitan dan merakus
nyalaanya marak di sukma kalian
mendidihkan sebelanga pertimbangan
tangkai pada cangkir diri telah hangus
tak mampu dikelek lagi
cangkir itu
telah tertumpah darah
lendirnya resap ke bumi
merahnya masih menyala
menyala di hati kalian
menyala di hati kami
membakar sukma kalian
membakar sukma kami
bukankah kita sebenarnya bersaudara?
menghirup nafas nusantara ini
berkurun...
mengapa harus
kalian bukakan gelanggang
berpencak di bumi saudaramu ini?
tanpa santun
tanpa pantun
5.3.13
(mengenang pencerobohan yang mencetuskan pertempuran di Lahad Datu)
(pertempuran yang sudah tentu memutuskan kasih sayang...suami,isteri dan anak-anak...)
28 Februari 2013
Resap
bumi!
biarkan saja ia resap dari langit
ke perutmu
biar berkurun habil dan qabil
resap dalam ingatan manusiawi
tak pernah jadi pedomanpun
hai kalian!
umat bumi
diantarkan kalian ke sini
untuk apa...
jadilah khalifah laut, khalifah gunung dan pemilik tanah ini
biar ia hijau dengan fauna
jangan kalian biarkan ia
resap...
manusiawimu yang sepatutnya
terpimpin
biarkan saja ia resap dari langit
ke perutmu
biar berkurun habil dan qabil
resap dalam ingatan manusiawi
tak pernah jadi pedomanpun
hai kalian!
umat bumi
diantarkan kalian ke sini
untuk apa...
jadilah khalifah laut, khalifah gunung dan pemilik tanah ini
biar ia hijau dengan fauna
jangan kalian biarkan ia
resap...
manusiawimu yang sepatutnya
terpimpin
19 Februari 2013
Kotaku
kotaku mengeruhkan sungai hidup
aku jadi terkedu melihat kota
sarat memikul dosa-dosa
jalan kotaku berselirat
manusia-manusianya sarat dengan serakah nafsu
membelek kartu-kartu
di saku
di saku
ada cinta yang terbuang
ada rindu tercemar
ngiong hon dan asap di aspal
meratah keamatan diri
aku jadi terkedu melihat kota
sarat memikul dosa-dosa
bungkah-bungkah batu berdiri angkuh
menujah langit hening
antara persetiaan dan cinta
sering terbakar di ranjang kamar
di lorong-lorong hitam yang hanyir
syaitan pun mendepakan sayap
menutup cahaya bening
langit kotaku menumpahkan hujan darah
bersama bilah-bilah gerimis yang beracun
jalan kotaku berselirat
dengan dendam kesumat
7.6.11
KL
17 Februari 2013
Mencari Kepastian
dari langit gitap
huruf-huruf jatuh
membentuk diksi
diksi menjadi puisi
puisi mencari erti diri
tuk diriku mencari kepastian hakiki
huruf-huruf jatuh
membentuk diksi
diksi menjadi puisi
puisi mencari erti diri
tuk diriku mencari kepastian hakiki
06 Februari 2013
Kehidupan
memburu semalam yang tak kembali
diburu esok yang kunjung pasti
kehidupanku...
begitulah
6.2.13
diburu esok yang kunjung pasti
kehidupanku...
begitulah
6.2.13
04 Februari 2013
Gerimis
gerimis tumbuh
membenihkan kembali cendawan rinduku
di halaman
ada saat-saatnya kita pernah dipertemukan
ketika rintik hujan
lalu kuselitkan sekuntum bunga ke rerambutmu
dan di matamu
hanya ada diriku saat itu
gerimispun tumbuh
menerjah atap rembia malam
rintiknya memecah kesunyian
aku kini kembali sepi
di halaman rindu
tanpamu
membenihkan kembali cendawan rinduku
di halaman
ada saat-saatnya kita pernah dipertemukan
ketika rintik hujan
lalu kuselitkan sekuntum bunga ke rerambutmu
dan di matamu
hanya ada diriku saat itu
gerimispun tumbuh
menerjah atap rembia malam
rintiknya memecah kesunyian
aku kini kembali sepi
di halaman rindu
tanpamu
31 Januari 2013
Duhai Laut - Kuhayatimu
kudengari desahmu
kurasai kepedihanmu
menggarap lendir-lendir dosa dari kuala manusia
kau kendong gelombang dari pelabuhan rindu
perpisahan dua kekasih
entah bila ditemukan kembali
duhai laut
kiranya itu suratan
cintamu meranum jua
di dada pantai yang terlalu setia
kurasai kepedihanmu
menggarap lendir-lendir dosa dari kuala manusia
kau kendong gelombang dari pelabuhan rindu
perpisahan dua kekasih
entah bila ditemukan kembali
duhai laut
kiranya itu suratan
cintamu meranum jua
di dada pantai yang terlalu setia
27 Januari 2013
Umang-Umang
i
tidak pernah dia menghitung dosa
mengheret cengkerang palsu
saban waktu
ii
diapun merangkak dalam cengkerang dusta
mengunyah pepasir senja
senja yang tidak lagi berpelangi
bila ombak membawa desah angin
diapun terus menghilang
menyusup lubang-lubang
faziz ar
27.1.13
(cantuman puisi 2011}
23.10.11
tidak pernah dia menghitung dosa
mengheret cengkerang palsu
saban waktu
ii
diapun merangkak dalam cengkerang dusta
mengunyah pepasir senja
senja yang tidak lagi berpelangi
bila ombak membawa desah angin
diapun terus menghilang
menyusup lubang-lubang
faziz ar
27.1.13
(cantuman puisi 2011}
23.10.11
26 Januari 2013
Buat Melani Meliana (Jakarta Barat Sekitar 1976)
kukenali jiwamu
tapi tidak pernah kukenali dirimu
kusentuh perasaanmu
tapi tidak pernah kusentuh pipimu
(kenangan buat seorang rakan pena yang agak sudah akrab. mungkin kerna hanya jarak yang memisahkan. dan waktu itu tidak seperti hari ini...kita bisa saja berbisa selangsungnya)
tapi tidak pernah kukenali dirimu
kusentuh perasaanmu
tapi tidak pernah kusentuh pipimu
(kenangan buat seorang rakan pena yang agak sudah akrab. mungkin kerna hanya jarak yang memisahkan. dan waktu itu tidak seperti hari ini...kita bisa saja berbisa selangsungnya)
25 Januari 2013
Duhai Kalian
kulihat kehidupan kalian dihutani dengan segala rencam
hidup dalam debu malam yang menghitamkan muka-muka kalian
dan perutusan tuhan tidak lagi kalian kenali;
apakah ianya sebagai perutusan untuk mengitari hidup
atau kalian menggilai semangat tanpa roh ditunggangi nafsu serakah
lantas kalian telah tersesat jauh dalam belantara kehidupan
sebuah kehidupan yang benar-benar palsu
tanpa matahari
tanpa bulan
tanpa denai ke mana-mana
tiada tirai lagi antara kalian dengan iblis laknatullah
tiada malaikat yang sudi menjengah kalian
tiada lagi sempadan
kalian berbondong-bondong ke nar
yang merangupkan tulang sulbi
dengan bidasan cemeti azab yang azali
tuhan memerhatikan setiap langkah kalian
bila tiba perutusan berdarah dariNya
tiada akhirnya lagi
kesensaraan itu
hidup dalam debu malam yang menghitamkan muka-muka kalian
dan perutusan tuhan tidak lagi kalian kenali;
apakah ianya sebagai perutusan untuk mengitari hidup
atau kalian menggilai semangat tanpa roh ditunggangi nafsu serakah
lantas kalian telah tersesat jauh dalam belantara kehidupan
sebuah kehidupan yang benar-benar palsu
tanpa matahari
tanpa bulan
tanpa denai ke mana-mana
tiada tirai lagi antara kalian dengan iblis laknatullah
tiada malaikat yang sudi menjengah kalian
tiada lagi sempadan
kalian berbondong-bondong ke nar
yang merangupkan tulang sulbi
dengan bidasan cemeti azab yang azali
tuhan memerhatikan setiap langkah kalian
bila tiba perutusan berdarah dariNya
tiada akhirnya lagi
kesensaraan itu
23 Januari 2013
Kota & Dosa
neon mercik suram pada lantai malam
bilah gerimis menikam dari langit
kota ini asyik mencetak dosa
dari derap langkah nafsu yang
dipacu iblis
di sini tuhan telah dilupakan
buih-buih syaitan menggauli tengik marijuana
lorong kelam dihuni gelandangan berkurap
dan di longkang,
lendir mengalir lesu
sebenarnya kota ini menangis
kudengar esakkannya
kudengar rintihnya kepada tuhan
kudengar ratapnya kepada kalian
bilah gerimis menikam dari langit
kota ini asyik mencetak dosa
dari derap langkah nafsu yang
dipacu iblis
di sini tuhan telah dilupakan
buih-buih syaitan menggauli tengik marijuana
lorong kelam dihuni gelandangan berkurap
dan di longkang,
lendir mengalir lesu
sebenarnya kota ini menangis
kudengar esakkannya
kudengar rintihnya kepada tuhan
kudengar ratapnya kepada kalian
17 Januari 2013
Anakku dan Gelang Getah
(anakku dan rakan-rakan bermain gelang getah)
merekapun melontar gelang getah melepasi garisan
gelang getah dilontar mengikut giliran
biru, merah, hijau dan aneka warna ikut pilihan
bila gelang getah bertindan dia akan mengaut semua gelang getah di halaman rumah
dan permainan dimulai semula
biru, merah, hijau dan aneka warna dilontar lagi
ikut pilihan. ikut giliran
bila lontaran gelang bertindan di atas garis halaman
pemenang mengaut semua
gelang getah adalah miliknya
yang menang pulang dengan sebabun getah
yang kalah. pasrah...
besok mereka berjanji untuk
bermain lagi.
merekapun melontar gelang getah melepasi garisan
gelang getah dilontar mengikut giliran
biru, merah, hijau dan aneka warna ikut pilihan
bila gelang getah bertindan dia akan mengaut semua gelang getah di halaman rumah
dan permainan dimulai semula
biru, merah, hijau dan aneka warna dilontar lagi
ikut pilihan. ikut giliran
bila lontaran gelang bertindan di atas garis halaman
pemenang mengaut semua
gelang getah adalah miliknya
yang menang pulang dengan sebabun getah
yang kalah. pasrah...
besok mereka berjanji untuk
bermain lagi.
Batu Nisan
di sini aku berdiri menulikan setiap pertanyaan
di sana aku berdiri menjadi saksi-saksi kalian
di sana aku berdiri menjadi saksi-saksi kalian
16 Januari 2013
Berita Jam 8
diketuknya batu-batu benci
saban malam
batu-batu benci mercikkan api
api menyala di kamar kami
api membakar jendela kami
kamar ini menjadi bara
bara menyala menjadi api
api menyala di mana-mana
hati kami nyalaan api
langkah kami langkah berapi
api membakar di mana-mana
saban malam
batu-batu benci mercikkan api
api menyala di kamar kami
api membakar jendela kami
kamar ini menjadi bara
bara menyala menjadi api
api menyala di mana-mana
hati kami nyalaan api
langkah kami langkah berapi
api membakar di mana-mana
08 Januari 2013
Senja Klise
senja sering terbicara dalam puisi kita
senja dilukiskan dengan warna jingga
senja dan laut, senja dan pantai, debur ombak dan senja
beburung terbang ke sarang senja
senja yang gerimis
senja dan ufuk yang sayup
senja dan garis gunung
dan pelangi itu melengkung senja
padaku senja adalah usia
malam itu kematian
di senja ini kita harus berdiri di saf yang panjang
merebah dahi pada bumi
sekhusuk-khusuknya
khusuk pada Pencipta
khusuk pada Al Khaliq
sebelum kita ditolak senja ke jurang yang dalam
senja dilukiskan dengan warna jingga
senja dan laut, senja dan pantai, debur ombak dan senja
beburung terbang ke sarang senja
senja yang gerimis
senja dan ufuk yang sayup
senja dan garis gunung
dan pelangi itu melengkung senja
padaku senja adalah usia
malam itu kematian
di senja ini kita harus berdiri di saf yang panjang
merebah dahi pada bumi
sekhusuk-khusuknya
khusuk pada Pencipta
khusuk pada Al Khaliq
sebelum kita ditolak senja ke jurang yang dalam
01 Januari 2013
Aku Dan Langit
bawakan kepadaku kejoramu
agar dapat kupeluk ia dengan rinduku yang terlalu
sinari daku dengan purnamamu
biar punggukku yang merindu berlagu sendu
memangil-manggilnya dari pohonan malam
biarkan mozek-mozek bergantungan di dadamu
agar melindungiku dari pinar mentari
agar dapat kupeluk ia dengan rinduku yang terlalu
sinari daku dengan purnamamu
biar punggukku yang merindu berlagu sendu
memangil-manggilnya dari pohonan malam
biarkan mozek-mozek bergantungan di dadamu
agar melindungiku dari pinar mentari
Langgan:
Catatan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
bila malam pekat kita makin dekat makin dekat makin dekat makindekat malam semakin pekat kita semakin dekat semakin dekat semakindekat fau...
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...