kami datang dengan wadah
setiap wajah punyai hujah
tak mungkin kau persendakan ini
duduk bantah
bersama seniman ini
kami datang dengan darah
walau panas walau basah
kami tidak akan goyah
membujur lalu melintang patah
kami tetap akan
laksanakan
duduk bantah
di dataran itu
27 April 2012
22 April 2012
Kerna Bait-Bait Puisimu
bunyi cengkerik malam yang bertasbih itu
begitu menusuk relung-relung hatiku yang bungkam
aku yang masih diperhentian ini
di kamar sunyi
mencari sesuatu dalam cermin diri
yang menyimpan sekurun kenangan
dalam ketidakpastian itu
kukunyah bait-bait puisimu
hingga aku terlena dalam pelukan rindu
19 April 2012
Dosa Qabil
hanya kerna sekarung gandumnya tidak disambar api tuhan
dan kerna secebis kejelitaan lubuda yang memberahi itu,dihempasnya seketul batu kekepala habil
habil kembali kepada tuhannya
dan dia kebingungan...
"kenapa jasad tidak diambil tuhan bersama roh
lantas jasad ini menjadi beban"
dan burung gagakpun menunjukcara
dalam kedunguan, jasad habil ditimbus
jadilah dia seorang lelaki yang rugi
dan sarat mengendong seluruh dosa umat
yang berbunuhan sepanjang zaman
12 April 2012
Engkau Tidak Pernah Mengerti
telah kugariskan tujuh warna rindu
pada kanvas itu
dan kubiarkan ia hidup tanpa nyawa
biar jembalang liar menjadi penonton
mengunyah setiap erti yang tersirat
kerna engkau tidak pernah mahu mengerti
sebuah puisi yang kutulis dengan diksi
miskipun kusulam dengan
bulan dan bintang
ke mana perginya bicaramu
tuk kunikmati bilah-bilah puisimu yang
sering menikam diri
dan kau biar aku terus terpasung
dan meraung
umpama orang yang kurang siuman
mengunyah mimpi kusendiri
fauzirashid
11 April 2012
Sekitar Gempa 11.4.12
seminit barang kali terlalu sebentar
ketika bandul tiba-tiba menggila
dan rumah waktu bergoncang
terasa gegar masjid tua ini
ini ujian kecil-kecilan
walau sebentar menjadi gentar
kami yang berdiri dalam saf asar
kemabukan...
kekyusukan pada Tuhanpun terencat
8.7 skala ritcher
kami tunggu tsunami
tsunami tak kunjung tiba
mungkin tsunami itu ditunda Tuhan
sebentar lagi
di tanah pusaka ini...
fauzirashid
buat merakam gegaran pada waktu kami sedang solat asar.
06 April 2012
Secangkir Puisi Segelas Rindu
walaupun secangkir puisi
telah kutuangkan dalam segelas rindu
ternyata
tidak sudipun engkau mencicipnya
walaupun telah kupinta berkali-kali
tinggalah aku kesepian
memerhatikan rimbunan bunga
dan kupu-kupu yang terbuang
(malam & kesepian itu)
6.4.12
Langgan:
Catatan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
bila malam pekat kita makin dekat makin dekat makin dekat makindekat malam semakin pekat kita semakin dekat semakin dekat semakindekat fau...
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...