ke mana suara itu menghilang
tika kau dendangkan padaku
lagu cinta dan senandung rindu
lantas aku di sini
kau biarkan termanggu-manggu sepi di kamar sunyi
menyendiri...
ke mana perginya pelangi itu menyepi
di sebalik langit jingga yang bergerimis
tika kau tunjukkan padaku
jalur-jalur warna yang mengasyikkan
lantas harapanku membunga dan
kau tinggalkan jua aku di sini
umpama awan senja yang bergantungan
ke mana berlalunya angin semilir yang menghilir
tika kau membelai rerambutku dan
menyentuh pipiku lembut
lantas aku di sini
di tepian sepi
melihat tapak-tapak kakimu yang
kau tinggalkan di pepasir mimpi
akulah pantai
penunggu ombak yang setia
kalau engkau mengerti...
fauzirashid
(buat teman...)
28 November 2010
26 November 2010
Penenun Benang Bangsa
aku mahu membicarakan tentang benang bangsa sejujurnya
biarkan wirawan menjalin
bebenang pakan dan bebenang lunsin
menjadi sehelai kain
sejujurnya aku dapat merasakan
wirawan kan menjadi penenun terbilang
andainya dihulurkan sebilah jarum cinta
buat menenun benang bangsa
panji nusakan berkibar megah
sejadah jiwakan menghampar wadah
fauzirashid
biarkan wirawan menjalin
bebenang pakan dan bebenang lunsin
menjadi sehelai kain
sejujurnya aku dapat merasakan
wirawan kan menjadi penenun terbilang
andainya dihulurkan sebilah jarum cinta
buat menenun benang bangsa
panji nusakan berkibar megah
sejadah jiwakan menghampar wadah
fauzirashid
23 November 2010
Merapi -26 Oktober 2010
i.
betapa
sakitnya sebuah gunung
terlalu derita dia
sehingga....
airmatanya lahar berdarah
menuruni lurah-lurah diri
melecurkan benih-benih yang tumbuh
dalam lekuk-lekuk hidup
ii.
betapa
amarahnya sebuah gunung
terlalu murka dia
sehingga....
bentakkannya debu berhambur
menjadi puntung-puntung hitam
meleburkan mereka-mereka yang berdoa;
mereka-mereka yang alpa
fauzirashid
betapa
sakitnya sebuah gunung
terlalu derita dia
sehingga....
airmatanya lahar berdarah
menuruni lurah-lurah diri
melecurkan benih-benih yang tumbuh
dalam lekuk-lekuk hidup
ii.
betapa
amarahnya sebuah gunung
terlalu murka dia
sehingga....
bentakkannya debu berhambur
menjadi puntung-puntung hitam
meleburkan mereka-mereka yang berdoa;
mereka-mereka yang alpa
fauzirashid
19 November 2010
Usia 50an
i.
lembar-lembar putih
telah tumbuh pada
ubun kepalaku
yang kian
kematu
ii.
tersentak...
aku telah
melewati garisan itu
iii.
setapak langkahku
terlalu kecil
buat mengubah dunia
fauzirashid
lembar-lembar putih
telah tumbuh pada
ubun kepalaku
yang kian
kematu
ii.
tersentak...
aku telah
melewati garisan itu
iii.
setapak langkahku
terlalu kecil
buat mengubah dunia
fauzirashid
15 November 2010
Mbah Maridjan
dalam
lahar cair yang mengalir
dia kaku
sujud mengadap tuhan
tatkala mahu mengunci
muntahan merapi
demi taat setia
pada nusa
tuhan lebih menyayanginya
fauzirashid
Salam aidil adha 1431H
mengingati pengorbanan seorang yang bernama mbah marijan
lahar cair yang mengalir
dia kaku
sujud mengadap tuhan
tatkala mahu mengunci
muntahan merapi
demi taat setia
pada nusa
tuhan lebih menyayanginya
fauzirashid
Salam aidil adha 1431H
mengingati pengorbanan seorang yang bernama mbah marijan
12 November 2010
Dia Mufti?
letak ancak
jampi serapah
untuk tegak rumah
latok mufti kata
itu bukan syirik
betulke latok mufti ni?
kalau begitu
apakah taarif syirik itu
perlu diperbaharui
hanya untuk
menghalalkan si zamri
yang tak pernah ambil peduli
fauzirashid
jampi serapah
untuk tegak rumah
latok mufti kata
itu bukan syirik
betulke latok mufti ni?
kalau begitu
apakah taarif syirik itu
perlu diperbaharui
hanya untuk
menghalalkan si zamri
yang tak pernah ambil peduli
fauzirashid
09 November 2010
Rindu
di pintu rindu
ingin selalu
kusebut namamu
ingin sekali
kuhulurkan sebuku
benangku yang biru
ingin sekali
bersamamu
mendaki pelangi
di senja yang
bergerimis
di pintu rindu
ingin selalu
kurangkulmu
fauzirashid
(mungkin engkau tidak mengerti)
ingin selalu
kusebut namamu
ingin sekali
kuhulurkan sebuku
benangku yang biru
ingin sekali
bersamamu
mendaki pelangi
di senja yang
bergerimis
di pintu rindu
ingin selalu
kurangkulmu
fauzirashid
(mungkin engkau tidak mengerti)
08 November 2010
Di Lebuhraya Kehidupan
i.
dari sudut-sudut yang berbeda
kulihat warna berbeda-beda
pada papan tanda yang berkilat
ditepi lebuhraya
dari sudut-sudut yang berbeda
kulihat watak juga berbeda-beda
pada papan diri seorang dia
yang terpaku menunggu di lebuhraya
ii.
aku menjadi kaget
melihat lalulintas kehidupan
yang sesak dan memburu
betapa manusianya kita
bisa berubah watak
dan tidak lagi punyai diri sendiri
hanyut dalam arus lebuhraya
kehidupan yang gawat
fauzirashid
dari sudut-sudut yang berbeda
kulihat warna berbeda-beda
pada papan tanda yang berkilat
ditepi lebuhraya
dari sudut-sudut yang berbeda
kulihat watak juga berbeda-beda
pada papan diri seorang dia
yang terpaku menunggu di lebuhraya
ii.
aku menjadi kaget
melihat lalulintas kehidupan
yang sesak dan memburu
betapa manusianya kita
bisa berubah watak
dan tidak lagi punyai diri sendiri
hanyut dalam arus lebuhraya
kehidupan yang gawat
fauzirashid
01 November 2010
Salam 1 Negara
satu negara
bicara dubur
seorang dia yang
gagal sekolah
bisa jumpa piem
tuntut rm
bicara dubur
seorang dia yang
sangat masyhor
pun diatur
satu negara
bicara dubor
seorang dia yang
tak mandi hadas
tak ke tandas
berlendir tiga hari
bikin bukti
salam 1 negara
bicara hanya lubang dubur
seorang dia yang
sangat masyhor
peguam negara yang tersohor
hakim yang terarif dan tersohor
doktor dan pakar yang tersohor
semua bicara dubur
seorang dia
yang gagal sekolah
fauzirashid
(maaf...puisi ini lahir dari dalam tandas
sebuah masjid yang hapak)
bicara dubur
seorang dia yang
gagal sekolah
bisa jumpa piem
tuntut rm
bicara dubur
seorang dia yang
sangat masyhor
pun diatur
satu negara
bicara dubor
seorang dia yang
tak mandi hadas
tak ke tandas
berlendir tiga hari
bikin bukti
salam 1 negara
bicara hanya lubang dubur
seorang dia yang
sangat masyhor
peguam negara yang tersohor
hakim yang terarif dan tersohor
doktor dan pakar yang tersohor
semua bicara dubur
seorang dia
yang gagal sekolah
fauzirashid
(maaf...puisi ini lahir dari dalam tandas
sebuah masjid yang hapak)
Langgan:
Catatan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...
-
kau terus membiarkan tanda soalmu melengkong dihujung gerabak pertanyaan diri sedang di bawahnya sengaja kau letak sebutir batumu yang berat...