Kutoleh ke belakang
lorong-lorongku kian mengecil
ditumbuhi belukar sendu
Di hadapanku
telah membentang mozek-mozek diri
untuk kumenapak harapan
Akan kusadap semangkuk rindu
bersamaMu sepi
fauzirashid
30.4.10
30 April 2010
23 April 2010
Shit2
dalam barisan tengik dan menugal saat-saat pemilihan menjelang
si dajal dengan sangkar surga mengusung cangkir minuman dan pelita
sekelip mata masalah simarhein selesai
dan sangkar neraka untuk mereka yang degil
terhumban dalam gelap dan dahaga
pesta keluar masuk dan masuk keluar
dimulakan pada sidang-sidang siaran perdana saban malam
kentut demi kentut menghanyirkan udara zaman
bercempera ketulan-ketulan taik dalam barisan
melagukan nyanyian palsu dalam ketakutan
sebentar akan terkeluar ketulan dari kemutan yang dahsyat
dilanyak bumi, hujan dan matahari
fauzirashid
22.4.10
si dajal dengan sangkar surga mengusung cangkir minuman dan pelita
sekelip mata masalah simarhein selesai
dan sangkar neraka untuk mereka yang degil
terhumban dalam gelap dan dahaga
pesta keluar masuk dan masuk keluar
dimulakan pada sidang-sidang siaran perdana saban malam
kentut demi kentut menghanyirkan udara zaman
bercempera ketulan-ketulan taik dalam barisan
melagukan nyanyian palsu dalam ketakutan
sebentar akan terkeluar ketulan dari kemutan yang dahsyat
dilanyak bumi, hujan dan matahari
fauzirashid
22.4.10
22 April 2010
21 April 2010
Satu Evolusi
umnoumnoumnoumnoumno
apcoapcoapcoapcoapco
umnoumnoumnoapcoapco
umnoumnoapcoapcoapco
umnoumnoapcoapco
umno========apco
umno===apco
umno=apco
umnoapco
umnopco
umnapco
umapco
umpco
umco
fauzirashid
11.6.10
apcoapcoapcoapcoapco
umnoumnoumnoapcoapco
umnoumnoapcoapcoapco
umnoumnoapcoapco
umno========apco
umno===apco
umno=apco
umnoapco
umnopco
umnapco
umapco
umpco
umco
fauzirashid
11.6.10
19 April 2010
Bendera
rona-rona diri
berkibar pada bendera yang kau usung
kalau tidak kau ikat pada pancang keimanan
ia bisa rebah membunuh maruah
duhai anak muda
berjuanglah kerana kesedaran
dengan keamatan dari setulus diri
jangan kau jual kebenaran
dengan helaian-helaian kertas yang menggoda
pegang bendera diri
biar berkibar sebagai panji pertiwi
fauzirashid
(buat anak muda hulu selangor)
19.4.10
berkibar pada bendera yang kau usung
kalau tidak kau ikat pada pancang keimanan
ia bisa rebah membunuh maruah
duhai anak muda
berjuanglah kerana kesedaran
dengan keamatan dari setulus diri
jangan kau jual kebenaran
dengan helaian-helaian kertas yang menggoda
pegang bendera diri
biar berkibar sebagai panji pertiwi
fauzirashid
(buat anak muda hulu selangor)
19.4.10
18 April 2010
Mungkin
aku telah tersesat
dalam belantara diri
lelah berdiri
mengutip daun puisi
mungkin kutemui
denai dan sungai
untuk ku mengalir
kepadamu yang tercinta...
fauzirashid
18.4.10
dalam belantara diri
lelah berdiri
mengutip daun puisi
mungkin kutemui
denai dan sungai
untuk ku mengalir
kepadamu yang tercinta...
fauzirashid
18.4.10
10 April 2010
Benang Bangsa
(mari kita bicara tentang benang bangsa sejujurnya)
i.
laksana lagenda hang tuah
seribu fitnah menanah
menghanyirkan pekung bangsa
akhirnya berkurun
nusa menjadi hamba. terjajah
ii.
kini
benang bangsaku kian kusut
oleh penenunku yang tangan-tangannya berdarah
oleh penenunku yang tangan-tangannya enggan jujur
buku-buku benang
kuning, merah, putih dan biru
kian tersimpul
kian kelabu. berdebu
iii.
akan terbelit hasrat
menenun sehelai bendera yang akan berkibar di tiang nusa
sehelai sejadah yang akan membentang di gunung jiwa
iv.
dengan benang bangsa yang masih ada
jalinlah ia sebaiknya
jalinlah ia sejujurnya
jalinlah ia sekasihnya
demi nusa. demi nusa
agar
anak kita dapat memperagakan
sehelai kain sutera kasih
sehelai songket cinta bersulam bunga
sehelai batik rindu berbunga semalu
dan sulaman baldu sayang
dengan lembar-lembar benang
buat mencorak tradisi
fauzirashid
10apr10
i.
laksana lagenda hang tuah
seribu fitnah menanah
menghanyirkan pekung bangsa
akhirnya berkurun
nusa menjadi hamba. terjajah
ii.
kini
benang bangsaku kian kusut
oleh penenunku yang tangan-tangannya berdarah
oleh penenunku yang tangan-tangannya enggan jujur
buku-buku benang
kuning, merah, putih dan biru
kian tersimpul
kian kelabu. berdebu
iii.
akan terbelit hasrat
menenun sehelai bendera yang akan berkibar di tiang nusa
sehelai sejadah yang akan membentang di gunung jiwa
iv.
dengan benang bangsa yang masih ada
jalinlah ia sebaiknya
jalinlah ia sejujurnya
jalinlah ia sekasihnya
demi nusa. demi nusa
agar
anak kita dapat memperagakan
sehelai kain sutera kasih
sehelai songket cinta bersulam bunga
sehelai batik rindu berbunga semalu
dan sulaman baldu sayang
dengan lembar-lembar benang
buat mencorak tradisi
fauzirashid
10apr10
08 April 2010
Rahang Senja
tanpa kalian sedari
rahang senja mengunyah
kafilah-kafilah yang mengusung doa
darah tersimbah ke lengkung langit
bibir gunungpun pucat
kegigilan
menghitamkan diri
sedang tuhan menaburkan serbuk azan
dari puncak menara yang bercahaya. mersik
kalian asyik meratah debu neraka
dihambur syaitan ke aspal jalan
dan bila
rahang senja yang kejam
menikam siong tajam ke dada gunung
darah mengalir ke rahim laut
telah
terbunuh
kalimah-kalimah tuhan
fauzirashid
(buat mereka yang asyik mengunjungi pasar malam tanpa hiraukan waktu)
7.4.10
rahang senja mengunyah
kafilah-kafilah yang mengusung doa
darah tersimbah ke lengkung langit
bibir gunungpun pucat
kegigilan
menghitamkan diri
sedang tuhan menaburkan serbuk azan
dari puncak menara yang bercahaya. mersik
kalian asyik meratah debu neraka
dihambur syaitan ke aspal jalan
dan bila
rahang senja yang kejam
menikam siong tajam ke dada gunung
darah mengalir ke rahim laut
telah
terbunuh
kalimah-kalimah tuhan
fauzirashid
(buat mereka yang asyik mengunjungi pasar malam tanpa hiraukan waktu)
7.4.10
07 April 2010
Duhai Engkau
biarkan aku melaungkan
kalimah-kalimahMu
kepada biru langit
kepada desah laut
kepada pegun gunung
biarkan aku melagukan
juzuk-juzukMu
kepada air yang mengalir
kepada angin yang semilir
kepada bilah-bilah gerimis yang resap
dan
pada awan yang mengarak
pada bumi yang membasah
biarku suarakan harapan
aku terlalu ingin
menumpang pelangiMu yang melengkung
sambil membisikkan kepada daun kepada burung, bahawa
rahmatanlil'alamin adalah
dariMu semata
kalau aku punyai nafas
punyai kudrat sekedarnya
izinkan aku terus menobatkan ZatMu
resap keseluruh jiwa ini
agar aku
menapak selangkah lagi
mencari erti diriku yang sebenarnya
fauzirashid
(mencari erti diri)
7.4.10
kalimah-kalimahMu
kepada biru langit
kepada desah laut
kepada pegun gunung
biarkan aku melagukan
juzuk-juzukMu
kepada air yang mengalir
kepada angin yang semilir
kepada bilah-bilah gerimis yang resap
dan
pada awan yang mengarak
pada bumi yang membasah
biarku suarakan harapan
aku terlalu ingin
menumpang pelangiMu yang melengkung
sambil membisikkan kepada daun kepada burung, bahawa
rahmatanlil'alamin adalah
dariMu semata
kalau aku punyai nafas
punyai kudrat sekedarnya
izinkan aku terus menobatkan ZatMu
resap keseluruh jiwa ini
agar aku
menapak selangkah lagi
mencari erti diriku yang sebenarnya
fauzirashid
(mencari erti diri)
7.4.10
06 April 2010
Ke Mana Kalian
ke mana kalian
berasak-asak menunggu gerabak
yang bergerak
pada satu landasan yang sesak
ke mana hujungnya
sebuah perjalanan kalian
engkaukah yang duduk di bangku diri
atau bergayut di talian mimpi
sebentar
bila pintu gerabak membuka
pastipun hanya sementara
ke mana kalian berpusu-pusu
mengejar waktu
fauzirashid
6.4.10
berasak-asak menunggu gerabak
yang bergerak
pada satu landasan yang sesak
ke mana hujungnya
sebuah perjalanan kalian
engkaukah yang duduk di bangku diri
atau bergayut di talian mimpi
sebentar
bila pintu gerabak membuka
pastipun hanya sementara
ke mana kalian berpusu-pusu
mengejar waktu
fauzirashid
6.4.10
Perempuan Mengunyah Kuoci
di kamar sepi
perempuan itu asyik mengunyah kuoci
sambil menyilang kaki
menyepahkan kulit-kulit di lantai diri
dia menafsir sebuah mimpi
dari ranjang diri
mengutip bunga-bunga kemboja di pusara
dengan cintanya yang telah lama pergi
berbutir-butir kuoci
terus dipepak perempuan itu
tanpa henti
menyemakkan lantai diri
fauzirashid
6.4.10
perempuan itu asyik mengunyah kuoci
sambil menyilang kaki
menyepahkan kulit-kulit di lantai diri
dia menafsir sebuah mimpi
dari ranjang diri
mengutip bunga-bunga kemboja di pusara
dengan cintanya yang telah lama pergi
berbutir-butir kuoci
terus dipepak perempuan itu
tanpa henti
menyemakkan lantai diri
fauzirashid
6.4.10
05 April 2010
Buat Ayah
i.
dengan sebilah pisau yang bengkok
sebuah pelita yang nyala di kepala
dia mengayuh setiap subuh
membawa kantung yang kosong
menggureh rezeki pada pohon-pohon
yang masih terlena
dengan itu
dia mampu mengadakan susu kami
sepinggan nasi seisi keluarga
ii.
ayah
pengorbananmu terlalu mulia
buat kami
fauzirashid
(mengenang jasa ayah yang memelihara kami...seorang penoreh getah...tidak sempat menikmati segala hasil kejayaan kami...lalu engkau pergi dijemput tuhan...alfatihah...pengorbananmu tidak dapat kami balas)
5.4.10
dengan sebilah pisau yang bengkok
sebuah pelita yang nyala di kepala
dia mengayuh setiap subuh
membawa kantung yang kosong
menggureh rezeki pada pohon-pohon
yang masih terlena
dengan itu
dia mampu mengadakan susu kami
sepinggan nasi seisi keluarga
ii.
ayah
pengorbananmu terlalu mulia
buat kami
fauzirashid
(mengenang jasa ayah yang memelihara kami...seorang penoreh getah...tidak sempat menikmati segala hasil kejayaan kami...lalu engkau pergi dijemput tuhan...alfatihah...pengorbananmu tidak dapat kami balas)
5.4.10
04 April 2010
Anugerah Bintang Popular
seantaro dunia asyik menatap bintang-bintang
di genting yang tinggi
terkinja-kinja memaparkan keegoan diri
lupa tuhan sejenak
dibuai cahaya dan suara
dan
kulihat
bintang-bintang pada petala langit pun menyepi diri
mengintai dari jendela
menggelengkan kepala
fauzirashid
4.4.10
di genting yang tinggi
terkinja-kinja memaparkan keegoan diri
lupa tuhan sejenak
dibuai cahaya dan suara
dan
kulihat
bintang-bintang pada petala langit pun menyepi diri
mengintai dari jendela
menggelengkan kepala
fauzirashid
4.4.10
03 April 2010
Catatan Kepada Laut
(kepada laut yang kukasihi)
aku ke sini
mendengar desahmu saban hari
menyimbah pepasir pantai dengan ombakmu yang datang dan pergi
duhai laut
kau bawa angin semilir menyapa pipiku kedinginan
membikin aku terlena dalam bingkisan rinduku kepadanya
aku ke sini duhai laut
kau izinkan aku berteleku menyukat dalamnya cintaku
kepada dia yang terlalu kuingati saban waktu
seperti desahmu terhadap putihnya pasir
di pelabuhan manakah destinasi terakhir
sebuah bahteraku yang telah kulayarkan kepadanya
menempuh gelombangmu dengan denyut nadi yang berkobar
izinkan aku sampai duhai laut
menemui kekasih agar sekuntum bunga dapat kuselitkan pada rambutnya
agar teduh jiwaku bersamanya saban waktu
fauzirashid
3.4.2010
aku ke sini
mendengar desahmu saban hari
menyimbah pepasir pantai dengan ombakmu yang datang dan pergi
duhai laut
kau bawa angin semilir menyapa pipiku kedinginan
membikin aku terlena dalam bingkisan rinduku kepadanya
aku ke sini duhai laut
kau izinkan aku berteleku menyukat dalamnya cintaku
kepada dia yang terlalu kuingati saban waktu
seperti desahmu terhadap putihnya pasir
di pelabuhan manakah destinasi terakhir
sebuah bahteraku yang telah kulayarkan kepadanya
menempuh gelombangmu dengan denyut nadi yang berkobar
izinkan aku sampai duhai laut
menemui kekasih agar sekuntum bunga dapat kuselitkan pada rambutnya
agar teduh jiwaku bersamanya saban waktu
fauzirashid
3.4.2010
Hakikat
i
(hakikat kita)
hakikat ada sebelumnya tiada
hakikat baharu maut menunggu
ada di sini tak ada di sana
ii
(hakikat Dia)
hakikat Dia hakikat ada
hakikat ada sepanjang masa
ada di sini ada di mana-mana
fauzirashid
3.4.2010
(hakikat kita)
hakikat ada sebelumnya tiada
hakikat baharu maut menunggu
ada di sini tak ada di sana
ii
(hakikat Dia)
hakikat Dia hakikat ada
hakikat ada sepanjang masa
ada di sini ada di mana-mana
fauzirashid
3.4.2010
01 April 2010
Dosa & Kuasa
tuhan memberi ampun
diapun memberi ampun
sesiapapun jangan membicara
perkongsian hak antara
tuhan dan dia
fauzirashid
(mengimbas pengampunan kepada kartika)
1.4.10
diapun memberi ampun
sesiapapun jangan membicara
perkongsian hak antara
tuhan dan dia
fauzirashid
(mengimbas pengampunan kepada kartika)
1.4.10
Langgan:
Catatan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
bila malam pekat kita makin dekat makin dekat makin dekat makindekat malam semakin pekat kita semakin dekat semakin dekat semakindekat fau...
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...