14 November 2009

Melani. Kiranya

kiranya
engkau sudi bersamaku
mendaki sebuah gunung
maka ketawakah engkau nantinya
menyaksikan alam sekeliling kita
sambil menudingkan tanganmu
ke sebuah kota kecil di tengah padang pasir

di sana
tentu sekali angin mengerbangkan rambutmu
sambil menyisir raut wajah ayu
menjadi bertambah manis
kucium keningmu dan mata

melani !
kiranya
engkau sudi bersamaku
menuruni sebuah gaung
maka akan menyesalkan engkau nantinya
menyaksikan kegelapan sekeliling kita
sambil menudingkan tanganmu
ke sebuah iba hati dan sesalan
lalu engkaupun pergi

di sana
tentu sekali aku terlaung-laung
meraba bayang-bayangku sendiri
memanggil namamu sepi

fauzirashid
(pengkalan baru. pantai remis)
(mengimbau kenangan lalu. Melani Meliana (Jakarta Barat)- kita hanya sempat mengutus warkah wangi namun hingga kini kau tak pernah kutemui)
18.6.82

7 ulasan:

  1. kenangan manis, walaupun ditelan pahit..
    :) eh! betul ke ayat ni ye?

    BalasPadam
  2. Assalamualaikum..
    Sajak-sajak dalam blog anda sangat menarik.Rasanya saya akan selalu menjengok sajak-sajak anda di sini..
    terma kasih kerana sudi berkunjung ke blog saya..

    BalasPadam
  3. aku pernah mengalaminya... :(

    terima kasih kerana sajak ini...
    umpama menceritakan dukaku jua...

    BalasPadam
  4. aku menyambut tanganmu mlm ini..dengan tulus menjemputmu ke suatu daerah..
    seperti nadi yang merasakan saat mengalir rasa dingin teramat dingin.

    BalasPadam
  5. walaupun hanya sempat mengutus warkah, tapi memorimu bersama Melani dah berakar umbi..masih segar dalam ingatan

    BalasPadam
  6. Salam En Faziz, kadang-kadang ada momen yang tidak akan terpadam selamanya. saya suka ketulusan sajak ini.

    BalasPadam

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih