pada catatan bikinan dihujung salur galur laluanku itu
seekur garis melengkong tiba-tiba duduk mencangkung di atas sebutir noktah
entah mengapa gerangan ia musti meyibukkan diri duduk dihujung
tak lagi dapat kuteruskan bicara, terkedu kernanya
mencari jawaban yang tak pasti kutemui hingga kini
'lantas apa yang kau cari dalam hidup'
'gerangan apa kau harus terus menulis puisi dan puisi itu kau lontarkan untuk apa - untuk siapa'
tak dapat ku nyahkan ia tetap hadir berbondong-bondong
bisa mengheret ku perlahan-lahan ke gaung diri
namun kupasti... !
dialah yang sering kulihat duduk mencangkung
di atas sebutir noktah
dihujung degup jantung
fauzirashid
10.7.09
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...
-
kau terus membiarkan tanda soalmu melengkong dihujung gerabak pertanyaan diri sedang di bawahnya sengaja kau letak sebutir batumu yang berat...
dalam puisi itulah diamnya makna yang kau cari,
BalasPadamperlu kau teroka segala isi dengan minda yang tidak menyenget,
namun jangan kau lantas memberi kepastian karena aksara itu bisa berubah.
tk aney azri
BalasPadamtanda soal yang ku letakkan dihujung puisi
adalah ketidakpastian yang menuntut jawaban.