entah mengapa tetiba aku diusung sang keldai
bila kubertanya, dengan runsing mereka bersuara
‘kami hanya mengikut arahan sang anjing’
bila kubertanya ‘perlu apa ku diusung ke tempat asing?’
jawab sang anjing ‘ini arahan sang serigala yang bersiong tajam
penguasa sekelian alam’
kau biarkan aku terus termanggu berdiri
menunggu di kamar ini
katamu ‘akhirnya kebenaranku akan datang juga bertandang’
tapi sebentar kusedari
ada tompok kepalsuan
yang dulu kau percikkan ke dadaku
darahnya masih membasah di situ
fauzirashid
buat ogostinpol dan mengimbau bicara liwat
2.7.09
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Belum bertajuk
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih
-
pelangi kembali melengkung dilangit mendung pada senja yang menjingga menibarkan tujuh warna gerimis ada laungan keramat bersama beburung ya...
-
kau terus membiarkan tanda soalmu melengkong dihujung gerabak pertanyaan diri sedang di bawahnya sengaja kau letak sebutir batumu yang berat...
ada tompok kepalsuan
BalasPadamyang dulu kau percikkan ke dadaku
darahnya masih membasah di situ
**aku suka kata-kata itu.
aku punya rasa yang sama
bila diusung ke kiri kanan mahuan meeka-mereka
akhirnya aku duduk sendiri, lama menanti janji
hatta sia-sia
aku tak memenangi apa-apa
kita mindaku dewasa, pilihan itu miliku
namun noda palsu itu masih jelas menghantui
kesan darah itu tak bisa dicuci
hanyir baunya menyengat hati
sdr lavender
BalasPadamterima kasih atas kunjungan..
sekadar mengimbas dunia kita
kepalsuan meraja..
apa yang bisa kita lakukan.?.
duduk meratapi nasib dunia
BalasPadammendongak ke langit melihat terik mentari
mengalih ke tanah terlihat bayang sendiri
rupanya kita isi dunia yang kita sendiri ratapi