02 Julai 2009

Monolog Sang Tilam

entah mengapa tetiba aku diusung sang keldai
bila kubertanya, dengan runsing mereka bersuara
‘kami hanya mengikut arahan sang anjing’

bila kubertanya ‘perlu apa ku diusung ke tempat asing?’
jawab sang anjing ‘ini arahan sang serigala yang bersiong tajam
penguasa sekelian alam’

kau biarkan aku terus termanggu berdiri
menunggu di kamar ini
katamu ‘akhirnya kebenaranku akan datang juga bertandang’

tapi sebentar kusedari
ada tompok kepalsuan
yang dulu kau percikkan ke dadaku
darahnya masih membasah di situ

fauzirashid
buat ogostinpol dan mengimbau bicara liwat
2.7.09

3 ulasan:

  1. ada tompok kepalsuan
    yang dulu kau percikkan ke dadaku
    darahnya masih membasah di situ

    **aku suka kata-kata itu.

    aku punya rasa yang sama
    bila diusung ke kiri kanan mahuan meeka-mereka
    akhirnya aku duduk sendiri, lama menanti janji
    hatta sia-sia
    aku tak memenangi apa-apa
    kita mindaku dewasa, pilihan itu miliku
    namun noda palsu itu masih jelas menghantui
    kesan darah itu tak bisa dicuci
    hanyir baunya menyengat hati

    BalasPadam
  2. sdr lavender
    terima kasih atas kunjungan..
    sekadar mengimbas dunia kita
    kepalsuan meraja..
    apa yang bisa kita lakukan.?.

    BalasPadam
  3. duduk meratapi nasib dunia
    mendongak ke langit melihat terik mentari
    mengalih ke tanah terlihat bayang sendiri
    rupanya kita isi dunia yang kita sendiri ratapi

    BalasPadam

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih