22 Jun 2009

Malapetaka

malam akan membuka dendam
menjunamkan berjuta panah tajam
ke mukaku ke mukamu dan ke muka-muka
ke dadaku ke dadamu dan ke dada-dada
kita semua

kita akan ditimbus sekejap lagi
tanpa bayang-bayang sebagai teman
akan lemaslah kita di bawah bungkah-bungkah
pertanyaan

kan mengalirlah darah. bumi membasah.

malam takkan memberi pedoman
kita tetap akan dibungkus
lalu dilonggokkan ke lereng gaung

fauzirashid
puisi asal ditulis pada 25.9.87 -tokyo
dibuat sedikit ubahan pada 22.5.09 - manjung

3 ulasan:

  1. rupanya puisi ini ditulis di dua tempat yang berlainan..
    terasa sekali emosinya yang mendalam
    hmmmmm...
    malam2 yang tak memberi pedoman, moga lekas terang benderang dalam hati juga raga kita
    amin!
    :D

    BalasPadam
  2. Saya semakin suka puisi di sini :-)

    wahyudi my

    BalasPadam
  3. terima kasih atas respon untuk Sdr Irwan.
    Sdr Wahyudi..aku selalu menjengahmu.. ternanti-nanti puisi barumu..

    BalasPadam

Belum bertajuk

  Di sangkak tradisi Dieramnya generasi buat menyambung legasi Menetaslah wajah-wajah baru dari kehangatan kasih